Liputan6.com, Jakarta bank bjb bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah meresmikan pembangunan delapan Ruang Kelas Baru (RKB) dan melakukan rehabilitasi pada tiga ruang kelas lainnya di SMA Negeri 9 Bandung.
Peresmian dilakukan di Kampus SMA Negeri 9 Kota Bandung, Jl. Suparmin No. 1A, Kota Bandung, Rabu (3/1/18). Pembangunan dua diantara RKB tersebut biayanya berasal dari dana CSR bank bjb, dan sisanya dari Dana Alokasi Khusus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (DAK APBN).
Advertisement
Direktur Utama bank bjb Ahmad Irfan mengatakan bantuan pembangunan RKB dari bank bjb ini merupakan wujud kepedulian untuk membangun Indonesia memahami negeri.
“Diharapkan dengan ruang kelas yang baik maka akan meningkatkan peran serta generasi muda di masa mendatang. Sehingga akan memberikan kenikmatan pada generasi muda Indonesia untuk menuntut ilmu," ujar Ahmad Irfan pada acara peresmian RKB tersebut.
Beliau mengatakan bahwa pemerintah tidak dapat bergerak sendirian. Untuk itu dibutuhkan gerakan civil society melalui peran tanggung jawab sosial perusahan sebagai bagian integral yang senantiasa menjalankan konsep triple bottom lines.
"Kami membangun Indonesia melalui dunia pendidikan. Sehingga apa yang kami bangun sekarang akan mendorong pembangungan Indonesia di masa mendatang," ujar Ahmad Irfan.
Sementara itu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang akrab di sapa Aher mengungkapkan bahwa pihaknya terus berupaya memperbaiki kualitas pendidikan, termasuk kualitas dan kesejahteraan tenaga pendidik. Salah satu persoalan yang terus diselesaikan adalah pembangunan ruang kelas.
“Jawa Barat termasuk provinsi dengan lompatan pembangunan ruang kelas paling besar di Indonesia. Karena tidak ada sepanjang sepuluh tahun dibangun, pembangunan SD dan SMP terbangun kurang lebih 15 ribu ruang kelas,” kata Aher.
Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Kota Bandung Agustia Mulyadi mengatakan pada 2016, gedung sekolah SMA Negeri 9 Kota Bandung rusak diterjang banjir, sehingga mengakibat jebolnya tembok pembatas sekolah.
Tujuh ruang kelas dan perpustakaan tergenang air. Sementara 35 unit komputer terendam dan ribuan buku hancur, serta dokumen-dokumen penting milik sekolah hilang. Beberapa hari setelah peristiwa terebut, atas kerjasama semua pihak, tembok bisa dibangun kembali.
Sejak saat itu, pihak sekolah pun berupaya terus agar musibah yang sama tidak terulang kembali. Salah satu upaya yang dilakukan, gedung sekolah yang pernah terendam banjir bangunannya ditinggikan.
“Kita membangun komitmen dengan Komite Sekolah pada waktu itu. Bangunan-bangunan yang terkena banjir kita naikan permukaannya. Dengan berbekal sisa anggaran Rp 150 juta pada bulan April 2017 nekat saja Dengan Bismillah, kita lakukan peletakan batu pertama ruang kelas ini,” cerita Agustia Mulyadi dalam sambutannya di acara peresmian.
Hampir dua tahun berselang dari peristiwa tersebut, gedung sekolah yang rusak selesai diperbaiki.
(PR)