Inggris Peringatkan Ancaman Perang Akibat Aktivitas Militer Rusia

Peningkatan aktivitas militer Rusia di laut Baltik membuat Kerajaan Inggris khawatir akan munculnya ancaman perang.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 22 Jan 2018, 12:30 WIB
Tank super canggih saat latihan untuk parade militer Kemenangan di Dvortsovaya di Saint Petersburg (3/5). Rusia akan merayakan ulang tahun ke-72 dari kemenangan atas Nazi Jerman di pada 9 Mei 1945. (AFP Photo/Olga Maltseva)

Liputan6.com, London - Militer Kerajaan Inggris memperingatkan negara-negara Eropa tentang kemungkinan terjadinya perang di kawasan utara benua biru itu. Peringatan tersebut didasarkan pada kian agresifnya kegiatan militer yang dilakukan oleh pemerintah Rusia dalam setahun terakhir.

Dilansir dari laman BBC, pada Senin (22/1/2018) Jenderal Sir Nick Carter menyebut tidak ada tendensi untuk mengurusi kepentingan Rusia. Hanya saja, bagi kerajaan Inggris, aktivitas militer yang dilakukan oleh Rusia di kawasan laut Baltik telah memicu tensi dengan beberapa negara di sekitarnya.

"Laut Baltik adalah kawasan bersama di Eropa yang pemanfaatannya tidak boleh dikuasai oleh sepihak. Tapi, Rusia membangun semi-pangkalan militer di sana, sehingga membuat kekhawatiran bagi negara-negara di sekitarnya," jelas Jenderal Carter.

Meningkatnya kegiatan militer Rusia di kawasan Laut Baltik bahkan ditanggapi dengan tegas oleh pemerintah Swedia, berupa penerbitan selebaran bahaya perang kepada hampir 5 juta penduduknya.

Sementara itu, pemerintah Polandia meningkatkan jumlah kapal militer untuk bersiaga di kawasan pesisirnya. Begitu juga NATO yang merasa turut berkepentingan menambah jumlah personel pasukannya di Jerman.

 


Tensi Antara Inggris dan Rusia Meningkat sejak 2017

Ilustrasi Kota Moskow, Rusia (Reuters)

Kesatuan militer Rusia telah meningkatkan porsi latihan mereka sejak tahun lalu, termasuk simulasi serangan di bagian utara Eropa, dari Kaliningrad hingga Lithuania.

Jenderal Carter juga menggarisbawahi tentang kemampuan serangan misil jarak jauh yang dimiliki oleh Rusia. Hal tersebut terlihat jelas pada keterlibatan pasukan Rusia di Suriah belum lama ini, yakni menembakkan 26 misil dari jarak sekitar 15000 kilometer.

Sementara itu, mundur beberapa waktu ke belakang, kapal Angkatan Laut Kerajaan Inggris, HMS St Albans, sempat mengawal ketat kehadiran kapal perang Rusia yang melintas di Laut Utara, tidak jauh dari pesisir negeri yang dipimpin oleh Ratu Elizabeth II itu.

Tidak lama berselang setelahnya, pemerintah Inggris juga memperingatkan apa yang disebutnya sebagai ancaman baru Rusia melalui medium kabel bawah laut dari Kremlin ke London.

Kepala Staf Pertahanan Inggris, Marsekal Udara Sir Stuart Peach, pada awal bulan Desember tahun lalu, mengatakan bahwa Inggris dan NATO berkomitmen memprioritaskan perlindungan jalur komunikasi tersebut. Upaya itu dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan ‘melahirkan bencana’ terhadap perekonomian dunia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya