Liputan6.com, Jakarta - Menurut data Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penggunaan obat dengan bahan alami untuk peningkatan kesehatan atau pengobatan penyakit kian meningkat.
Di Indonesia pasar obat herbal mencapai lonjakan cukup signifikan dari Rp 7,2 triliun pada 2008, meningkat Rp 13 triliun pada 2012. Dan terus menunjukkan tren positif di akhir tahun 2017.
Baca Juga
Advertisement
Menyadari akan permintaan obat herbal yang terus positif, e-Commerce untuk produk kesehatan dan kecantikan Gogobli menebar diskon hingga 70 persen.
Program bertajuk 'Kembali ke Herbal' ini berlangsung pada periode 15-31 Januari 2018 dengan menggandeng beberapa produsen obat herbal, seperti produk jamu dan herbal China.
"Program ini kami jalankan seiring dengan misi Kemenkes untuk mewujudkan masyarakat Indonesia cinta sehat," kata Joe Hansen, Chief Operating Office Gogobli dalam keterangannya, Senin (22/1/2018) di Jakarta.
Joe menuturkan program 'Kembali ke Herbal' juga dapat mengedukasi konsumen bahwa jamu atau obat herbal yang memiliki sertifikat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sangat berkhasiat bagi kesehatan dan terjamin keamanan produknya.
Berkembang Pesat
Mawarni Sitanggang, Senior Head of Brand Investment & Consumer Engagement PT Tempo Scan Pacific Tbk mengatakan, secara umum produk herbal di percaya karena sifatnya yang alami dan minim efek samping.
"Industri ini pun memang berkembang pesat. Kami harap dengan program yang diadakan oleh Gogobli ini dapat membangkitkan kembali daya beli untuk jamu atau obat herbal," ucapnya.
Mawarni juga mengharapkan program ini dijalankan kembali ke depannya, terutama melalui platform online sehingga siapa saja bisa menikmati promo dan manfaat sehatnya.
(Isk/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Advertisement