Liputan6.com, Cirebon - Mahalnya harga teropong bintang membuat hanya segelintir orang yang bisa menikmatinya. Jelang gerhana bulan yang diprediksi terjadi pada akhir Januari, Sunardi berinisiatif menciptakan teropong bintang sendiri.
"Kalau beli mahal sekali dan teropong bintang memang hanya oleh kalangan tertentu," ujar Sunardi kepada Liputan6.com, Minggu, 21 Januari 2018.
Bersama teman-temannya, Sunardi yang juga aktif dalam Cirebon Astronomi membuat teropong bintang dengan memanfaatkan paralon bekas. Ia memanfaatkan ilmu pengetahuan yang didapat dari internet.
"Jadi kesannya tidak mesti eksklusif harus ke Boscha dulu atau beli teropong dengan harga mahal," kata dia.
Baca Juga
Advertisement
Selain dari paralon bekas, bahan teropong bintang yang dibuat Sunardi juga memanfaatkan lensa bekas mesin fotokopi berdiameter standar 7 cm, lensa okuler yang mudah ditemukan baik dari mikroskop hingga lensa CCTV.
Selanjutnya, sambungan pipa baik yang berukuran sama 2,5 inci maupun berbeda 2 x 1 inci. Untuk membuat dan mengatur fokus pada objek yang dituju, Sunardi memanfaatkan dua roda mobil mainan yang diberi gir terbuat dari plastik.
"Ada juga cakram hard disk untuk memantulkan bayangan," ujar dia.
Satu per satu bahan teropong dirakitnya sendiri. Hasilnya, kata dia, tidak jauh berbeda dengan teropong asli di Boscha atau yang sudah dijual bebas.
"Sebelum pakai lensa bekas mesin fotokopi, saya buat dengan lensa kacamata," ujar Sunardi.
Sunardi mengaku memiliki kepuasan saat bisa berbagi ilmu pengetahuan tentang galaksi melalui teropong yang dirakitnya sendiri. Teropong rakitannya bahkan selalu digunakan untuk memantau hilal datangnya Ramadan.
"Selain kepuasan, ada kreasi tersendiri. Selain itu, kita bisa tahu trial and eror-nya di mana. Kalau beli kan tinggal pakai," ujar dia.
Galaksi Andromeda dan Planet Saturnus
Sunardi mengaku teropong tersebut hanya sebagai alternatif untuk mempermudah masyarakat maupun pecinta astronomi yang ingin mengamati luar angkasa dengan harga mudah dan murah.
"Teropong ini saya anggap hand made saja. Kalau ada yang minat ya saya buatkan, tergantung kemampuan pemesan," ujar dia.
Kualitas teropong bintang rakitan Sunardi terbilang cukup bagus. Seiring pembuatannya, Sunardi juga sering mengamati benda langit sendiri. Ia mengaku lewat teropong rakitannya, ia bisa melihat galaksi Andromeda hingga planet Saturnus.
"Semua alam di luar angkasa juga bisa dilihat dengan teropong rakitan ini. Kalau lensanya lebih bagus planet terjauh juga bisa dilihat," ujar Sunardi.
Kepada Liputan6.com, Sunardi juga mengaku akan menggunakan teropong bintang rakitan tersebut untuk melihat Gerhana Bulan Total (GBT) pada akhir Januari 2018 nanti. Sejumlah teropong bintang rakitan dari komunitas astronomi Cirebon akan berjajar di lapangan alun-alun Kejaksan Kota Cirebon.
Menurut dia, Gerhana Bulan yang akan muncul pada 31 Januari 2018 mendatang merupakan fenomena langka. Selain supermoon, Gerhana Bulan Total juga termasuk dalam fenomena Bluemoon.
"Kami memang sudah mempersiapkan teropong rakitan untuk bersama-sama lihat gerhana bulan di Alun-alun Kejaksan nanti mudah-mudahan cuaca mendukung," ujar dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement