Selain Apple, Samsung Juga Diduga Sengaja Bikin Ponsel Lemot

Setelah Apple, Samsung dilaporkan juga telah sengaja menurunkan performa ponsel.

oleh Andina Librianty diperbarui 23 Jan 2018, 09:00 WIB
Consumer Launch Galaxy A8 dan Galaxy A8+ di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Jumat (19/1/2018). Foto: Dokumen Samsung

Liputan6.com, Jakarta - Setelah Apple, Samsung dilaporkan juga telah sengaja menurunkan performa ponsel. Pemerintah Italia sedang melakukan pemeriksaan mengenai dugaan kesengajaan menurunkan perfoma ponsel tersebut pada Apple dan Samsung.

Badan Antipakat Italia sedang melakukan pemeriksaan terkait adanya kemungkinan rencana membuat obsolescence (usang) perangkat yang diproduksi oleh Apple dan Samsung. Hal ini karena kedua perusahaan dinilai tidak memberikan informasi kepada konsumen tentang dampak beberapa pembaruan software terhadap performa.

"Berdasarkan hasil laporan konsumen dan pra-persidangan oleh otoritas, otoritas memutuskan untuk melakukan dua proses terpisah untuk berbagai praktik komersial tidak adil terhadap operasional Samsung dan Apple di Italia," demikian keterangan yang disampaikan oleh badan Antipakat Italia tersebut, seperti dikutip dari Softpedia, Selasa (23/1/2018).

Sebelumnya, pihak Apple telah mengakui sengaja memperlambat kinerja iPhone lawas. Apple berasalan hal tersebut harus dilakukan untuk mengatasi degradasi baterai sebagai cara mencegah shutdown (mati) mendadak.

"Tujuan kami memberikan pengalaman terbaik untuk para konsumen, termasuk kinerja secara keseluruhan dan memperpanjang masa hidup perangkat. Baterai Lithium-ion makin lama jadi kurang mampu menyuplai kebutuhan ketika dalam kondisi dingin, punha muatan daya rendah atau seiring berjalannya waktu bisa membuat perangkat mati mendadak untuk melindungi berbagai komponen di dalamnya," jelas pihak Apple.


Samsung Membantah

Sejauh ini belum ada keterangan mengenai tindakan Samsung yang diduga telah sengaja menurunkan perfoma ponsel miliknya. Namun jika terbukti bersalah, Samsung dan Apple akan dikenakan denda jutaan dollar karena melanggar regulasi Italian Consumer Code.

Pada bezel bagian depan Samsung Galaxy S8 terdapat kamera depan 8MP, speaker, dan iris scanner/face recognition. Liputan6.com/ Iskandar

Di sisi lain, Samsung sebelumnya telah menegaskan pihaknya tidak memperlambat kinerja ponsel. Perusahaan asal Negeri Ginseng itu mengklaim menggunakan metode berbeda untuk mengatasi degradasi baterai tanpa mengurangi performa.

"Kualitas produk selalu menjadi prioritas utama Samsung. Kamis memastikan memperpanjang daya tahan baterai perangkat mobile Samsung melalui langkah-langkah keamanan dengan banyak lapisan, yang mencakup algoritma software yang mengatur pengisian baterai saat ini dan durasi pengisian baterai. Kami tidak menurunkan perfoma CPU melalui pembaruan software selama siklus hidup ponsel," ungkap pihak Samsung.


Apple Diprotes Banyak Pihak

Reaksi terhadap langkah Apple yang sengaja menurunkan performa iPhone lawas belum juga usai. Setelah Korea Selatan (Korsel), Tiongkok pun meminta penjelasan langsung dari Apple mengenai hal tersebut.

Kelompok konsumen Tiongkok, Shanghai Consumer Council, meminta Apple memberikan informasi mengenai performa iPhone lawas yang melambat setelah pembaruan iOS. Mereka menuntut Apple memberikan jawaban sebelum Jumat (19/1/2018).

Sebuah iPhone X terbaru dipajang di gerai iBox, Central Park, Jakarta, Jumat (22/12). iPhone 8, iPhone 8 Plus, dan iPhone X dijual dengan harga 15 hingga 20 juta rupiah tergantung kapasitas memori. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Permintaan Shanghai Consumer Council ini merupakan respons atas reaksi konsumen terhadap iPhone lawas yang melambat setelah memperbarui software ke iOS10.2.1. Dalam sebuah surat yang dikirim kepada Apple pada Senin (15/1/2018), mereka tidak hanya meminta penjelasan, tapi juga menanyakan rencana untuk memperbaiki masalah tersebut.

Apple mengakui soal software iPhone yang bisa membuat kinerja ponsel melambat pada Desember 2017. Perusahaan asal Negeri Paman Sam itu sudah menyampaikan permintaan maaf.

(Din/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya