Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan angkat bicara soal aksi demo para sopir angkot jurusan Tanah Abang di Balai Kota Jakarta, Senin hari ini.
Anies mengatakan, dia akan bicara kepada para sopir angkot untuk menemukan solusi dari tuntutan para sopir. Salah satu tuntutan para sopir adalah dibukanya Jalan Jatibaru yang saat ini ditutup untuk penataan PKL Tanah Abang.
Advertisement
"Nanti diobrolin, kita bicarakan baik-baik ke mereka," kata Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta, Senin (22/1/2018).
Terkait tuntutan para sopir untuk menghilangkan bus Transjakarta gratis Tanah Abang Explorer, Anies mengatakan para sopir harus melihat untuk kepentingan lebih besar.
“Kita harus melihatnya besar. Jangan lihat kecilnya. Tapi kita paham aspirasinya dan nanti kita coba bicarakan. Yang penting adalah ini adalah masa transisi,” ucapnya.
Menurut Anies, adanya perubahan di Tanah Abang dan penolakan sopir disebabkan saat ini adalah masa transisi. Oleh karena itu, butuh penyesuaian kembali.
"Kalau masa transisi equilibrium baru ya, keseimbangan baru itu selalu ada penyesuaian-penyesuaian. Jadi, apa pun yang namanya keseimbangan baru, pasti ada penyesuaian. Nanti kita lihat. Jangan buru-buru, ya,” tandas Anies Baswedan.
Tuntut Buka Jalan Jatibaru
Puluhan pengemudi angkutan kota (angkot) jurusan Tanah Abang berunjuk rasa di depan Balai Kota Jakarta, Senin (22/1/2018) siang.
Para sopir angkot trayek M03, M08, M09 dan M10 itu menuntut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk membuka kembali akses Jalan Jatibaru dan putaran depan Blok A Tanah Abang yang ditutup untuk penataan Tanah Abang.
"Kembalikan jalan seperti semula, buka Jatibaru," kata perwakilan sopir, A Simbolon, Senin (22/1/2018).
Menurut dia, penutupan jalan tersebut telah sangat mengurangi pendapatan mereka sehari-hari. "Penghasilan kami turun drastis," ujar Simbolon.
Selain itu, dia menyebut tuntutan para sopir yang lain adalah agar Dishub mendindak tegas angkot bodong. "Dishub arogan bertindak sama sopir, sehingga banyak penambahan trayek yang bodong," jelas Simbolon.
Para sopir juga meminta Dishub tidak asal mengandangkan angkot Jakarta. Bahkan, menurut dia, untuk hal sepele pun bisa membuat angkot mereka dikandangkan.
"Penyakit Dishub, angkot ini sering dikandangin. Kadang ban dikandangin, kadang kacanya, sampai harga dirinya mau hilang," ucap Simbolon.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement