Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau. Semua sektor menghijau dipimpin pertambangan.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (23/1/2018), IHSG naik tipis 37,48 poin atau 0,58 persen ke posisi 6.538,01.
Kemudian IHSG menguat 0,71 persen ke posisi 6.546,71. Indeks saham LQ45 naik 1 persen ke posisi 1.112,8. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.
Ada sebanyak 116 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 15 saham lainnya tertekan dan 88 saham diam di tempat.
Pada hari ini, IHSG sempat berada di level tertinggi intraday 6.548,12 dan terendah 6.537,07. Level intraday merupakan level terjadi pada saat perdagangan saham.
Baca Juga
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham 7.093 kali dengan volume perdagangan saham 161 juta. Nilai transaksi Rp 159 miliar. Investor asing melakukan aksi beli Rp 27,6 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.309.
Secara sektoral, semua sektor saham menguat. Sektor saham tambang naik 1,41 persen, dan catatkan penguatan terbesar.
Disusul sektor saham konsumsi mendaki 0,95 persen dan sektor saham manufaktur menanjak 0,84 persen.
Simak Video Menarik di Bawah Ini:
Shutdown Pemerintahan AS Berakhir, Bursa Asia Menguat
Bursa Asia menguat setelah senator Amerika Serikat (AS) mencapai kesepakatan untuk mengakhiri penutupan pemerintah yang sempat berlangsung selama tiga hari. Ini juga mengirim indeks utama Wall Street ke rekor tertinggi dan menguatkan dolar.
Anggota parlemen AS mengeluarkan tindakan jangka pendek pada hari Senin untuk mendanai pemerintah federal sampai 8 Februari.
Melansir laman Reuters, Selasa (23/1/2018), indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen menuju puncak rekor baru.
Saham Australia naik 0,7 persen dan KOSPI Korea Selatan bertambah 0,5 persen. Nikkei Jepang lebih tinggi 0,45 persen.
Pasar ekuitas dunia telah merosot selama setahun terakhir, didukung peningkatan yang disinkronkan dengan pertumbuhan ekonomi global serta perolehan keuntungan perusahaan dan valuasi saham.
Bursa Asia mengekor Wall Street yang melaju ke rekor tertinggi setelah kesepakatan untuk mengakhiri kebuntuan pemerintahan di Washington terjadi.
Investor di Asia diprediksi akan beralih memantau keputusan kebijakan moneter Bank of Japan dalam beberapa hari ke depan
"Konsensusnya adalah bahwa BOJ akan tetap mematuhi kebijakan. Jadi fokusnya adalah pada konferensi pers pasca-pertemuan Gubernur (Haruhiko) Kuroda dan bagaimana dia menanggapi pertanyaan tentang BOJ karena memilih untuk memangkas jumlah JGB jangka panjang yang dibeli awal bulan ini," ujar Masahiro Ichikawa, Ahli Strategi Senior Sumitomo Mitsui Manajemen Aset di Tokyo.
Advertisement