Dikira UFO, Benda Asing Ini Ternyata Kotoran Manusia

Benda aneh muncul di langit India. Warga kira itu UFO, nyatanya kotoran manusia yang jadi es.

oleh Afra Augesti diperbarui 23 Jan 2018, 13:30 WIB
Warga yang merekam benda aneh itu mengatakan bahwa benda itu seperti menyorotkan cahaya saat siang hari yang panas dan cerah. (Sumber Bob Wise)

Liputan6.com, New Delhi - Masyarakat India digegerkan dengan penemuan aneh di negaranya.

Pada hari Sabtu siang, sebuah benda asing muncul di langit India dan jatuh di sebuah desa di negara bagian utara Haryana.

Pejabat setempat sempat mengira bahwa benda itu adalah bola es, namun setelah diselidiki ternyata benda asing tersebut adalah kotoran manusia yang membeku.

Tapi bagaimana bisa kotoran manusia jatuh dari langit?

Diduga feses berasal dari kebocoran septic tank atau tangki septik pesawat yang sedang melintasi langit India.

Pembekuan feses dikarenakan suhu di India saat ini bisa mencapai 7 derajat Celcius, dengan kata lain Negeri Taj Mahal sedang mengalami musim dingin.

Ketika sampai di tanah, feses tersebut sudah dalam kondisi beku dan menjadi es. Beratnya diperkirakan antara 10 hingga 12 kilogram.

Kotoran manusia yang berubah jadi es dengan berat 10 hingga 12 kilogram jatuh di desa Fazilpur Badli, Sistrik Gurgaon, India. (Polisi Gurgaon)

Limbah itu jatuh di desa Fazilpur Badli, India, dan memunculkan suara dentuman keras. Warga pun terkejut dan segera mencari tahu asal muasal suara.

Senior dari Kota Gurgaon, Vivek Kalia, mengatakan bahwa beberapa penduduk desa menganggapnya sebagai objek ekstraterestrial atau objek yang berasal dari luar angkasa.

Bahkan, warga lokal -- yang tidak tahu kalau itu kotoran manusia beku -- mengambil beberapa potong dan menyimpannya dalam kulkas di rumah.

"Beberapa penduduk desa mengira benda itu berasal dari luar angkasa, yang lain menganggapnya sebagai batu selestial dan bahkan, mereka menyimpan beberapa potongan di rumah," ucap Kalia, dilansir BBC, Senin (22/1/2018).

"Sebetulmya itu adalah bola es besar yang jatuh dari langit. Saat sampai di tanah, terdengar bunyi dentuman keras dan penduduk desa berhamburan keluar rumah untuk mencari tahu apa yang terjadi," lanjutnya.

Kini sampel proyektil telah dikirim ke laboratorium untuk keperluan analisis.

Seorang pejabat senior dari Departemen Meteorologi India menegaskan, proyektil itu bukanlah fenomena meteorologi.

Sementara itu, otoritas penerbangan internasional menjelaskan, toilet pesawat menyimpan kotoran manusia di tangki khusus.

Limbah ini biasanya dibuang, begitu pesawat mendarat, namun kebocoran toilet bisa saja terjadi di udara.


Kerap Disebut 'Blue Ice'

Aman atau tidak mengonsumsi makanan yang terbuat dari salju sungguhan? (Ilustrasi: Gimmesomeoven)

Sebuah kasus di India: pada bulan Januari 2016, seorang wanita di negara bagian Madhya Pradesh tengah, India, menderita luka bahu parah akibat tertimpa potongan benda aneh seukuran bola sepak.

Benda itu jatuh dari udara dan membobol atap rumahnya. Diduga itu adalah kotoran manusia yang dibuang pesawat.

Akhirnya, pada bulan Desember 2016, pengadilan India memutuskan bahwa seluruh maskapai penerbangan India akan didenda, jika pesawat mereka membuang kotoran manusia di udara.

Lalu, mengapa kotoran manusia bisa jatuh dari langit di India?

Pesawat komersial terbang di ketinggian yang amat tinggi, sedangkan suhu di daratan India bisa mencapai di bawah nol derajat Celcius. Suhu dingin menyebabkan segala jenis cairan membeku.

Es kemudian memecah pesawat, meluncur ke tanah dengan kecepatan tinggi dan menghasilkan dentuman keras.

Sebagian besar es akan terpecah-pecah. Terkadang, limbah manusia ini terbentuk di sekitar luapan toilet pesawat terbang, barulah jatuh ke Bumi.

Mereka sering disebut "blue ice", karena cairan kimia yang ditambahkan ke toilet pesawat untuk mengurangi bau dan memecah limbah.

Otoritas Penerbangan Sipil Inggris, misalnya, mengatakan bahwa sekitar 25 "blue ice" jatuh setiap tahunnya, yang mana berasal dari 2,5 juta penerbangan yang melintasi wilayah udara Inggris.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya