Fraksi PDIP Galang Dukungan untuk Ajukan Hak Interpelasi ke Anies

Fraksi PDIP menjadikan isu penataan Tanah Abang sebagai batu loncatan mengajukan interpelasi ke Gubernur DKI Anies Baswedan.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 23 Jan 2018, 12:00 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi sambutan saat peletakan batu pertama atau ground breaking, Jakarta, Kamis (18/1). Sementara 195 unit sisanya adalah tipe 21 dengan harga jual Rp 185 juta. (Liputan6.com/Pool/Budi)

Liputan6.com, Jakarta - Fraksi PDIP berencana mengajukan hak interpelasi terhadap kebijakan Gubernur DKI Anies Baswedan dalam Penataan Tanah Abang. Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono mengatakan tengah mengkaji kemungkinan itu.

"Sejak awal jalan (Tanah Abang) ditutup kami langsung mempertimbangkan ajukan hak interpelasi," kata Gembong saat dihubungi, Selasa (23/1/2018).

Fraksi PDIP kini tengah berkonsolidasi dan melobi semua fraksi. Harapannya, inisiatif interpelasi bisa meraih banyak dukungan di DPRD.

"Kebijakan yang kontraproduktif dan melanggar perda. Kita lobi semua fraksi (ajukan interpelasi)," katanya.

Berdasar Pasal 322 UU MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3), hak interpelasi adalah hak DPRD Provinsi untuk meminta keterangan kepada Gubernur mengenai kebijakan pemerintah daerah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Gembong menilai kebijakan penataan Tanah Abang bermasalah. Ia berpendapat, penataan Tanah Abang ala Anies-Sandi berpotensi mengadu domba antara PKL dan sopir angkot.

Sebab, di satu sisi PKL dimanjakan denggan penutupan jalan dan diberi tenda legal sedangkan sopir justru dibatasi.

"Ini sama saja ngadu domba PKL dengan sopir kan," katanya.


Rugikan Angkutan Umum

Kondisi arus lalu lintas yang macet di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (23/12). Penataan kawasan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, dianggap sejumlah warga khususnya pengendara memperparah kemacetan di sekitarnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Penutupan jalan merugikan pengemudi angkutan umum. Penghasilan mereka yang menurun drastis karena adanya penutupan jalan. Hal itu memicu demo sopir angkot.

"Mereka pendapatan turun banyak, tentu mereka teriak minta tolong dan protes," pungkas Gembong.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya