Gempa Banten, Kepala Desa Data Kerusakan Rumah Warga

Gempa 6,1 SR mengguncang Banten. Getarannya pun terasa hingga Jakarta.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 23 Jan 2018, 15:12 WIB
Ilustrasi gempa Banten. (Liputan6.com/Muhamad Ali)

Liputan6.com, Banten - Pusat gempa yang berkekuatan 6,1 SR di Kabupaten Lebak membuat warga di Desa Bayah dan Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, berhamburan lari keluar rumah.

Warga merasa kaget dan takut saat terjadi guncangan gempa yang terasa kuat di wilayahnya.

"Bukan kuat-kuat lagi. Tapi untuk kerusakan, saya sudah suruh ketua RW keliling, mendata rumah rusak," kata Kepala Desa Cihambali, Rudiat, saat dihubungi Liputan6.com, Banten, Selasa (23/01/2018).

Guncangan pun terasa kencang di Kabupaten Pandeglang, Banten. Guncangan gempa terasa lebih dari sekali di daerah yang berjarak sekitar satu jam perjalanan dari pusat Kota Serang ini.

"Orang gempanya di Lebak katanya, gede banget di sini," kata Endih, warga Kecamatan Cadasari, kabupaten Pandeglang, Banten.

Meski begitu, di dekat rumahnya, belum ditemukan kerusakan yang berarti. Hanya genting jatuh dari atap rumah warga akibat dari gempa Banten tersebut.

"Enggak ada (kerusakan), di sini mah cuman gede banget kerasa," terangnya.


Sebab Gempa

Gempa berkekuatan 7,9 Skala Richter (SR) mengguncang lepas pantai timur Papua Nugini pada Sabtu (17/12/2016). (Ilustrasi/cdn.abclocal.go.com)

Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Moch Riyadi, gempa tersebut terjadi pada pukul 13.34 WIB. Gempa tektonik itu terjadi di Samudera Hindia Selatan Jawa.

"Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi berkekuatan 6,1 SR (sebelumnya 6,4 SR) terjadi dengan koordinat episenter pada 7,23 LS dan 105,9 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 43 km arah selatan Kota Muarabinuangeun, Kabupaten Cilangkahan, Provinsi Banten pada kedalaman 61 km," jelas dia.

Dampak gempa bumi yang digambarkan peta tingkat guncangan (shakemap), BMKG menunjukkan bahwa guncangan paling dirasakan di daerah Jakarta, Tangerang Selatan, Bogor, II SIG-BMKG (IV-V MMI).

"Gempa bumi selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi berkedalaman dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempang Eurasia," ucap dia.

Kepada masyarakat di sekitar wilayah Kabupaten Cilangkahan diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu gempa bumi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya