Liputan6.com, Jakarta - Warga Banten khususnya warga Kota Serang, menyesalkan beredarnya foto dan video hoax di media sosial. Warga menilai penyebaran berita hoax yang ada di media sosial sangat menyesatkan informasi disaat sebagian warga Banten tertimpa bencana gempa.
Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Selasa (23/1/2018), pada era modern di mana gadget menjadi sarana untuk mempermudah bertukar informasi, membuat orang memiliki kebiasaan langsung menyebar informasi setelah terjadinya sebuah peristiwa, termasuk pascagempa di Lebak Banten.
Advertisement
Namun sayangnya, sejumlah orang tak bertanggung-jawab justru menyebar berita foto dan video hoax seperti yang marak di media sosial. Foto masjid yang hancur tersebar di aplikasi group whatsapp, sedangkan jalan aspal retak juga tersebar, hal tersebut terjadi di luar gempa Lebak Banten, pada hari Selasa, 23 januari 2018 siang.
Warga Banten menilai penyebaran berita hoax yang ada di media sosial sangat menyesatkan informasi, terlebih disaat sebagian warga Banten Tengah tertimpa bencana gempa.
Menurut data BPBD Provinsi Banten, sementara ini jumlah rumah yang rusak di dua kabupaten yaitu Lebak dan Pandeglang mencapai 311 rumah, yang paling parah terjadi di daerah Lebak Selatan seperti Kecamatan Bayah, malingping, cilograng, Lebak Gedong, dan Panggrangan.