Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, pihaknya telah memetakan potensi kerawanan pada Pilkada Serentak 2018. Menurut dia, potensi kerawanan pada pilkada yang diikuti 171 daerah ini relatif rendah.
"Kesimpulan utama kita, bahwa potensi kerawanan pilkada ini sebetulnya tidak terlalu tinggi. Kenapa? Karena kita sudah sering mengalami pilkada," ujar Tito di sela acara Rapimnas Polri di Auditorium PTIK, Jakarta Selatan, Rabu (24/1/2018).
Advertisement
Menurut dia, jumlah daerah yang melaksanakan pilkada pada 2018 ini tidak terlalu banyak. Jumlah terbesar terjadi pada Pilkada Serentak 2015 yang diikuti oleh 271 daerah. Sementara Pilkada Serentak pada 2017 diikuti oleh 101 daerah.
"Di tahun 2015 aja ada 200 lebih pilkada berlangsung aman. Tahun lalu 101 kita aman. Tahun ini 171, kita Polri, TNI, pemerintah yakin bahwa pilkada di 171 wilayah ini berlangsung aman," ucap Tito.
Di banyak daerah, kata Tito, partai oposisi dan partai pendukung pemerintah berkolaborasi mendukung calon yang sama. Sehingga potensi gesekan dan konflik sosial cukup rendah.
"Sehingga nanti potensi emosional yang muncul emosional perorangan, dibanding dengan emosional poros partai. Ini beda dengan kasus (Pilkada) Jakarta," kata mantan Kapolda Metro Jaya tersebut.
Meski begitu, Tito tetap memegang teguh pesan Presiden Joko Widodo bahwa Polri dan TNI harus kompak mengawal pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 ini. "Selagi TNI-Polri kompak sampai jajaran terbawah, Insya Allah akan aman," ucap dia.
Tetap Netral
Jenderal bintang empat itu juga memastikan, Polri-TNI bersikap netral pada Pilkada Serentak 2018. Polri tidak akan pandang bulu melakukan penegakan hukum terhadap pelanggaran yang terjadi selama Pilkada 2018 berlangsung.
"Kalau udah dapat kepercayaan publik kita bakal diberi legitimasi untuk bertindak. Yang lain pasti takut lah kalau Polrinya sudah netral. Ada yang macem-macem ya kita tindak," Tito menandaskan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement