Liputan6.com, New Jersey - Seekor hiu putih betina sepanjang 13 kaki diadopsi dari lepas pantai Meksiko, akhir pekan lalu. Pengadopsi mengatasnamakan Donald J Trump, menurut direktur eksekutif Shark Research Institute (SRI).
Adapun hiu yang diadopsinya bernama Lola dan informasi mengenai usia Lola tidak tersedia. SRI hanya menyebut Lola adalah hiu yang sangat cantik.
Advertisement
Lembaga penelitian berbasis di Princeton, New Jersey, Amerika Serikat, itu menjadi salah satu dari beberapa organisasi yang mendadak mendapat perhatian dunia, karena ketidakpedulian Presiden Donald Trump terhadap keberlangsungan hidup hiu.
"Jika seseorang menyerang gajah, seseorang yang terkenal, maka mereka yang suka gajah akan meresponsnya dengan memberikan sumbangan untuk melindungi gajah. Sama halnya dengan hiu, burung, atau hewan lainnya," kata Marie Levine sang direktur lembaga itu, dilansir Newsweek, Selasa (23//1/2018).
"Ini semacam refleks otomatis bagi mereka yang peduli," imbuhnya.
Meski demikian, identitas asli orang yang mengadopsi Lola belum dipublikasikan oleh SRI, dan Levine meragukan bahwa pengadopsi benar-benar sang presiden kontroversial itu.
Paus dan hiu putih diizinkan untuk diadopsi apabila kedua hewan laut ini telah ditandai dan terlihat di lepas pantai beberapa tahun sebelumnya.
Lola pertama kali terlihat sekitar 10 tahun yang lalu. Biaya adopsi tahunannya, yakni sebesar US$ 50 atau Rp 666 ribu, sedangkan biaya adopsi seumur hidup US$ 150 atau Rp 2 juta.
Kata Levine, hiu dapat diidentifikasi berdasarkan corak dan warnanya. Selain itu, hiu memiliki kepribadian tertentu.
"Seekor hiu jantan yang aku kenal seperti anjing golden retriever. Aku bisa berenang bersamanya, ia memiliki jiwa yang lembut," ungkap Levine.
"Kalau yang betina, mereka agak sulit dibaca," lanjutnya.
Lola belum cukup dewasa untuk menampakkan kepribadiannya, tapi Levine mengatakan bahwa Lola tampak bersahabat.
Hiu Akan Punah?
Meski ada rekam jejak mengenai perilaku hiu, tetap tak mungkin menyaksikan perkembangan hewan pemangsa ini secara nyata.
Lokasi keberadaan hiu dapat dijelaskan dalam makalah ilmiah, tapi risiko besar dapat menghantui mereka apabila diumbar ke publik secara spesifik.
Dalam beberapa budaya di sejumlah negara, hiu dianggap sebagai sumber makanan penting, sehingga mereka sering diburu oleh manusia.
Inilah yang menyebabkan hewan tersebut lama-kelamaan punah dan kehidupannya dilindungi.
Hewan dengan nama Latin Selachimorpha ini masih sering dijumpai di restoran-restoran tertentu -- dalam bentuk makanan.
Biasanya, bagian tubuh hiu yang sering dimakan -- dijadikan sup -- adalah sirip. Bahkan, Presiden Donald Trump dilaporkan pernah memakan sup sirip hiu di Vietnam pada November lalu.
Levine menegaskan, memang tak mudah untuk membuat orang peduli dengan populasi hiu, tapi dia optimistis bahwa masih banyak orang di luar sana yang peduli dengan satu hal tertentu.
Advertisement