Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah usai mencatatkan rekor baru. Aksi jual investor asing membayangi laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (24/1/2018), IHSG melemah 19,84 poin atau 0,30 persen ke posisi 6.615,49. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,70 persen ke posisi 1.124,27. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Ada sebanyak 183 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 168 saham sehingga menekan IHSG. 124 saham lainnya diam di tempat. Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.641,17 dan terendah 6.588,62.
Baca Juga
Advertisement
Transaksi perdagangan juga cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 467.818 kali dengan volume perdagangan 14,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 11,6 triliun. Transaksi saham cukup besar itu juga didorong saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk mencapai Rp 1,3 triliun di pasar reguler. Total frekuensi perdagangan saham 31.860 kali.
Investor asing melakukan aksi jual Rp 338,42 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.305.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham barang konsumsi melemah 1,71 persen dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur susut 1,32 persen dan sektor saham manufaktur tergelincir 0,78 persen.
Selain itu, sektor saham konstruksi menanjak 2,49 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri menguat 2 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham PT PP Tbk (PTPP) naik 9,18 persen ke posisi Rp 3.210 per saham, saham TRAM melonjak 8,33 persen ke posisi Rp 286, dan saham BUMI menguat 8,05 persen ke posisi Rp 322.
Sedangkan saham-saham yang tergelincir antara lain saham FINN susut 5,52 persen ke posisi Rp 154, saham HMSP merosot 4,55 persen ke posisi Rp 5.250 per saham, dan saham SOCI turun 2,96 persen ke posisi Rp 262 per saham.
Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,09 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,06 persen, indeks saham Shanghai menanjak 0,37 persen, dan indeks saham Singapura menguat 0,48 persen.
Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei turun 0,76 persen, indeks saham Taiwan tergelincir 0,90 persen.
"IHSG masih konsolidasi usai cetak level tertinggi," ujar Analis PT Binaartha Sekuritas William Suryawijaya saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menuturkan, IHSG cenderung sepi sentimen. Pelaku pasar juga menanti rilis data foreign direct investment (FDI).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pada Pembukaan Perdagangan, IHSG Melemah
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah usai mencetak rekor tertinggi. Investor menjalankan aksi ambil untung.
Pada pembukaan perdagangan saham, Rabu 24 Januari 2018, IHSG turun 12,06 poin atau 0,20 persen ke posisi 6.622,38. Indeks saham LQ45 turun 0,40 persen ke posisi 1.128,99. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.
Ada sebanyak 128 saham menguat tetapi tak mampu mengangkat IHSG. Selain itu 51 saham lainnya tertekan dan 91 saham diam di tempat.
Pada pembukaan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi di 6.641,17 dan terendah 6.619,11. Level intraday merupakan level terjadi pada saat perdagangan saham.
Total frekuensi perdagangan saham 39.747 kali dengan volume perdagangan saham 1,1 miliar. Nilai transaksi Rp 745 miliar. Investor asing melakukan aksi jual Rp 11 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.314.
Secara sektoral, sebagian besar melemah kecuali kontruksi, pertambangan dan industri dasar. Sektor saham infrastruktur naik 1,41 persen, dan catatkan penguatan terbesar.
Disusul sektor saham barang konsumsi mendaki 0,48 persen dan sektor saham aneka industri menanjak 0,44 persen.
Saham-saham yang mencetak penguatan terbesar adalah ESTI yang naik 21 persen ke level Rp 128. BIPI menguat 11,36 persen ke angka Rp 98. Sedangkan LPPS menguat 6,96 persen ke angka Rp 123.
Advertisement