Liputan6.com, Tegal - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Tegal mengaku siap menekan peredaran uang palsu di wilayah pantura barat Jawa Tengah. Satu di antaranya dengan menambah peralatan untuk membantu layanan verifikasi dan klasifikasi uang yang diragukan keasliannya.
Alat bernama Stereo Microscope dan Portable Microscope ini sangat akurat dan bisa mempercepat layanan, sehingga tidak perlu lagi dikirim ke BI Conterfeit Analisis Center (CAC) yang ada di Jakarta.
"BI selaku otoritas Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah (SPPUR) memastikan uang yang beredar di masyarakat dalam jumlah dan pecahan uang cukup dan layak edar," ucap Kepala KPw BI Tegal Joni Marsius, Rabu (24/1/2018).
Baca Juga
Advertisement
Adapun cara kerja alat Stereo Microscope dan Portable Microscope untuk mendeteksi uang palsu dengan cara memperbesar objek uang kertas hingga desain dan ciri uang asli terlihat dengan jelas.
"Dengan kedua alat itu, ciri-ciri, corak dan desain uang asli yang kasat mata bisa terlihat jelas. Atau uang tidak asli sangat lah kelihatan sekali," ujar dia.
Selain itu, BI Tegal juga telah melakukan koordinasi secara intensif dengan kepolisian terkait temuan kasus peredaran uang palsu. Baik yang sudah terungkap ataupun masih dalam proses penyelidikan.
"Kita juga minta pak polisi untuk mengungkap peredaran uang palsu sampai ke pelaku pembuatnya. Karena uang NKRI sama saja dengan menjaga kedaulatan yang harus dipegang teguh," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kebijakan Clean Money Policy
Sejak 2016, kata Joni, KPw BI Tegal telah meningkatkan uang layak edar bagi masyarakat di eks karesidenan Pekalongan melalui kebijakan clean money policy dengan layanan penukaran di kantor, layanan mobil kas keliling dan layanan perbankan.
"Layanan penukaran uang rusak atau lusuh dan yang telah ditarik dari peredaran pada 2018 akan dibuka setiap Senin sampai Kamis sebagai komitmen menyediakan uang layak edar bagi masyarakat," kata dia.
Pada 2017, KPw BI Tegal telah mengedarkan uang sebanyak Rp 8,930 triliun, meningkat sebesar 1,3 persen dari 2016 sebesar Rp 8,812 triliun.
Sementara uang rusak, lusuh, uang yang ditarik dari peredaran sebagai uang tidak layak edar (UTLE) telah dimusnahkan sebesar Rp 3,618 triliun. Turun sebesar 10 persen dari 2016 sebesar Rp 4,032 triliun.
"Penurunan tersebut dampak kebijakan BI dalam menjaga dan meningkatkan kualitas uang layak edar di masyarakat melalui kebijakan clean money policy," tambah Joni.
Pencegahan tindak kejahatan pemalsuan uang rupiah menjadi perhatian serius BI. Sepanjang 2017, KPw BI Tegal telah mengklarifikasi uang yang diragukan keasliannya oleh masyarakat maupun perbankan sebanyak 4.457 lembar, meningkat sebanyak 32 persen dari 2016 sebanyak 3.352 lembar.
"Alat untuk mengetahui bahan dan cetakan uang jenis Stereo Microscope hanya dimiliki oleh BI, namun untuk yang jenis Portable Microscope dijual umum. Harganya berkisar Rp 2 juta-Rp 9 juta," dia memungkasi.
Advertisement