Liputan6.com, Jakarta - Punya utang menumpuk tentu bisa membuat hidup seseorang tidak nyaman. Kalau sudah begini, berbagai cara pun dilakukan agar utang yang menggunung tersebut bisa segera lunas. Tapi hal ini tidaklah dilakukan oleh seorang pria asal Rusia bernama Anton Maltsev.
Pria yang dulunya sempat bekerja sebagai prajurit khusus Rusia ini justru menolak untuk membayar utangnya. Padahal, tagihan yang dialamakan padanya sudah sangat banyak.
Advertisement
Dilansir dari Odditycentral, Kamis (5/1/2018), utang Maltsev kini sudah mencapai US$ 118 ribu. Namun karena ia tidak mampu membayar uang itu, pihak Bank memutuskan untuk menyita tempat tinggalnya.
Tapi, Maltsev justru melakukan tindakan yang mengejutkan. Alih-alih melunasi utang, ia justru melawan 'debt collector' yang kerap datang ke rumahnya dengan membuat robot bak Iron Man.
Tindakan mencengangkan Maltsev pernah menjadi topik yang hangat diperbincangkan oleh warga Rusia pada tahun 2016. Saat itu, ia membuat jebakan dengan menggunakan semprotan merica untuk mengusir debt collector yang ingin menagih utang.
Tak cukup sampai disana, saat rumahnya digeledah, pihak kepolisian juga menemukan berbagai jebakan lain. Mulai dari pintu beralarm, kawat beraliran listrik hingga beberapa pucuk senjata jenis AK47.
Tapi yang paling fenomenal adalah sebuah rangka besi berwujud robot yang terbuat dari lempengan titanium, alumunium dan tidak tembus peluru. Maltsev mengakui bahwa baju ini ia pakai untuk melawan debt collector yang berhasil masuk ke tempat tinggalnya.
Setelah menemukan berbagai senjata dan barang-barang tak wajar dirumahnya, Maltsev pun diamankan pihak kepolisian. Mantan prajurit tersebut didakwa melakukan perdagangan senjata.
Meski demikian, saat kasus ini masuk ke pengadilan pihak hakim justru membebaskan Maltsev. Hal ini dilakukan setelah adanya penilaian komprehensif dari tim psikolog dan psikiater yang menyatakan bahwa Maltse menderita kelainan paranoid.
Pelecehan dan tekanan bertubi-tubu oleh penagih hutang membuat Maltsev tidak sadar melakukan tindakan tersebut. Hingga kini, ia masih menjalani perawatan untuk memulihkan kondisinya.
Pengacara Maltsev Denis Shchipakin mengatakan bahwa kliennya tidak dapat dinyatakan bersalah atau tidak bersalah, karena dia tidak tahu apa yang sedang dilakukannya saat itu.