ShopBack Bakal Bangun Pusat R&D di Taiwan dan Vietnam

ShopBack sudah merencanakan pembangunan pusat riset dan pengembangan di Taiwan dan Vietnam sudah sejak lama.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 25 Jan 2018, 09:00 WIB
Ilustrasi belanja online.

Liputan6.com, Jakarta - ShopBack berencana membangun pusat riset dan pengembangan (R&D) baru di tahun 2018. Rencananya pusat pengembangan yang akan dibuka ShopBack ada di negara Taiwan dan Vietnam.

Menurut Co-founder dan Country Head of ShopBack Indonesia, Indra Yonathan, saat ini ShopBack sudah memiliki pusat R&D di Singapura.

Yonathan mengatakan, ShopBack membangun pusat R&D ini di Taiwan dan Vietnam ini dengan kucuran dana yang diperolehnya dari investor pada November 2017 senilai US$ 25 juta. Jika diakumulasi, total pendanaan yang didapatkan ShopBack senilai US$ 40 juta atau setara Rp 540 miliar.

"Dana yang didapatkan akan diinvestasikan untuk pusat R&D di Taiwan dan Vietnam, rencananya pada kuartal kedua 2018," kata Yonathan di Kantor ShopBack Indonesia, Rabu (24/1/2018).

Menurut Yonathan, platform aggregator e-Commerce yang terkenal suka memberikan cashback saat konsumen berbelanja ini sudah sejak lama merencanakan pusat riset tersebut.


Alasan ShopBack Tak Bangun Pusat Riset di Indonesia

Co-Founder dan Country Head of ShopBack Indonesia Indra Yonathan (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani).

Saat ditanya apa alasan ShopBack membangun pusat riset di Taiwan dan Vietnam dan bukan di Indonesia, Yonathan mengatakan, di kedua negara tersebut SDM di bidang engineering sudah memiliki skill memadahi dan pengalaman yang banyak.

Sementara, di Indonesia SDM-nya dirasa masih minim dari segi pengalaman. Terlebih, sektor e-Commerce termasuk masih barang baru di negeri ini.

"Di sana sudah banyak tenaga ahli. Sementara di Indonesia, umur e-Commerce belum lama. Saat ini mungkin baru saja ada perguruan tinggi yang memiliki mata kuliah e-Commerce. Kemudian yang kedua adalah dari sisi technical skill yang sudah matang di negara-negara yang dipilih sebagai pusat riset kami,” kata Yonathan.

Rencananya, pusat riset ShopBack akan difokuskan untuk pengembangan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar di kedua negara itu.

Misalnya saja, fitur perbandingan harga berdasarkan brand dan perilaku masyarakatnya. Ia juga tak menepis kemungkinan-kemungkinan lain selain pengembangan produk, seperti melakukan riset kecerdasan buatan.

"Bisa saja. Tapi untuk saat ini masih fokus dalam pengembangan produk terlebih dahulu,” jelasnya.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya