Liputan6.com, Sao Paulo - Joao Ramalho adalah pendatang Eropa pertama yang mendarat di Brazil, tepatnya di sebuah pelabuhan alami yang kini berkembang menjadi kota terbesar di Amerika Selatan, Sao Paulo.
Dilansir dari laman ThoughtCo.com, Ramalho merupakan seorang Portugis yang turut dalam gelombang aktivitas misionaris di benua baru Amerika. Ia merupakan anggota dari Misionaris Yesuit, yakni utusan penyebar Injil dari Gereja Katolik Roma.
Baca Juga
Advertisement
Sao Paulo dos Campos de Piratininga didirikan pada tahun 1554, tepatnya pada tanggal 25 Januari, tanggal mendaratnya kapal yang ditumpangi oleh Ramalho. Kota ini dibangun sebagai misi untuk mengubah orang-orang pribumi Guain menjadi Katolik.
Antara tahun 1556-1557, para Yesuit membangun sekolah pertama di wilayah tersebut. Kota Sao Paulo berada di lokasi yang strategis, yakni di antara laut dan tanah subur di bagian barat, dan juga aliran Sungai Tietê yang kaya akan ekosistem.
Sao Paulo kemudian diresmikan menjadi kota adminsitratif oleh pemerintah kolonial Portugis pada tahun 1711.
Pusat Kedatangan Bandeirantes yang Serakah
Sao Paulo menjelma menjadi pelabuhan utama bagi para Bandeirantes, yakni julukan bagi para pendatang yang mendarat dan membangun pemukiman di Brasil.
Tidak ada hukum pasti untuk mengatur persebaran pemukiman di tanah harapan baru tersebut, sehingga para Bandeirantes dengan sewenang-wenang membuka kawasan rawa, kaki gunung, pinggiran sungai, dan pesisir yang belum dipetakan.
Para Bandeirantes bebas mengeruk segala kekayaan alam yang dimiliki oleh daerah kekuasaannya. Mereka juga memberlakukan jual beli budak yang diambil dari penduduk lokal dan masyarakat kulit hitam yang didatangkan dari Afrika.
Sebagai pelabuhan terbesar yang melayani niaga global, Sao Paulo turut menjadi pusat jual beli budak, yang tidak hanya ditujukan untuk pasar lokal, namun juga pasar regional di kawasan Amerika Selatan, Karibia, dan selatan Amerika Serikat (Southern).
Advertisement