Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Jack Ma menilai mengubah pendidikan menjadi salah satu cara agar generasi muda dapat bersaing dengan robot. Hal ini terkait laporan McKinsey menyebutkan kalau robot dapat menggantikan sekitar 800 juta pekerjaan pada 2030.
Dalam pertemuan World Economic Forum di Davos, Swiss, Jack Ma menilai, pendidikan menjadi salah satu tantangan terbesar. Jika tidak mengubah sistem pendidikan, Jack Ma menilai, kehidupan manusia dapat temui masalah ke depan. Ini mengingat, hal yang diajarkan sekarang adalah mengenai sesuatu hal dari 200 tahun lalu.
"Pendidikan merupakan masalah terbesar sekarang. Jika kita tidak mengubah jalan atau sistem mengajar maka dalam 30 tahun nanti jadi masalah. Kita tidak dapat mengajar anak kita untuk bersaing dengan mesin karena mereka lebih pintar," ujar Ma, Kamis (25/1/2018).
Baca Juga
Advertisement
Jack Ma menilai, dunia pendidikan sekarang dan orangtua harus mengajar sesuatu yang unik, salah satunya kemampuan sosial. Hal yang tidak dapat dirasakan dan dilakukan oleh robot.
"Kita perlu mengajar anak kita soal nilai, kepercayaan, independent thinking, teamwork, peduli orang lain. Ini bagian yang peka yang tidak diajarkan," kata dia.
Oleh karena itu, menurut Jack Ma, anak perlu diajarkan olahraga, musik, seni. Hal ini membuat berbeda dengan robot. "Jika mesin dan robot lakukan lebih baik, Anda harus memikirkan hal itu," ujar Jack Ma.
Jack Ma menuturkan, teknologi baru menyebabkan masalah sosial. "Artificial Inteligence (AI) dan robot akan membunuh banyak pekerjaan karena itu akan dilakukan mesin," kata Jack Ma.
Ia juga memperingatkan soal perkembangan teknologi yang begitu cepat akan terjadi. "Revolusi teknologi pertama sebabkan perang dunia. Revolusi kedua sebabkan revolusi teknologi yang sebabkan perang dunia kedua. Kini masuk ketiga," tutur dia.
Bos Alibaba ini mengatakan, perang dunia berikutnya melawan penyakit, polusi, kemiskinan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jangan Pakai Perdagangan Buat Senjata
Selain pendidikan, Jack Ma juga menilai kalau perdagangan seharusnya tidak menjadi senjata.
"Jangan gunakan perdagangan sebagai senjata. Gunakan perdagangan sebagai solusi untuk memecahkan masalah," ujar dia, mengutip laman CNBC, Kamis pekan ini.
Presiden AS Donald Trump menilai, kalau defisit perdagangan AS harus dikurangi dan dihilangkan secara dramatis jika AS ingin tumbuhkan ekonominya. AS pun tampak memulai kebijakan agresifnya dengan kenakan tarif besar impor untuk mesin cuci dan peralatan surta dari China.
Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross juga menyarankan agar AS siap memasuki perang dagang. "Selalu ada perang dagang. Perbedaannya sekarang AS sudah siap," kata Ross.
Sebaliknya, Ma percaya kalau globalisasi pada akhirnya merupakan hal yang diterima dan efek sampingnya harus diterima.
"Globalisasi adalah rasa sakit yang berkembang. Sangat mudah untuk memulai perang dagang namun sangat sulit untuk hentikan perang dagang. Saya takut dan khawatir," kata dia.
Jack Ma menuturkan, kalau perang dagang bisa mudah dimulai namun 30 tahun untuk perbaiki masalah yang ditimbulkannya.
Advertisement