Setya Novanto Bantah Terlibat dalam Proyek Bakamla

Mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto membantah ikut dalam proyek pengadaan satelit monitoring di Badan Keamanan Laut (Bakamla).

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jan 2018, 05:20 WIB
Terdakwa dugaan korupsi proyek e-KTP Setya Novanto saat mengikuti sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (18/1). Sidang beragendakan mendengar keterangan enam orang saksi. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto membantah terlibat dalam proyek pengadaan satelit monitoring di Badan Keamanan Laut (Bakamla). Nama terdakwa kasus e-KTP itu disebut-sebut dalam sidang korupsi Bakamla di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu 24 Januari lalu.

"Saya tidak pernah tahu urusan Bakamla, tidak pernah tahu urusan Bakamla," kata Setya Novanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis 25 Januari 2018.

Dia tak habis pikir namanya muncul dalam sidang tersebut. "Saya tidak tahu, kok selalu menghubungkan nama saya itu apa karena namanya Setya Novanto itu? Saya tidak tahu benar, jahat juga ya kadang ya," ucap Setya Novanto.

Mantan Ketua DPR itu pun menilai namanya telah dicemarkan. Namun, dia mengaku hanya bisa bersabar.

"Iya, pencemaran nama baik, ya kadang masih dalam keadaan begini cuma prihatin sajalah, nyebut, nyebut, tapi kita lihat lah perkembangannya," ujar Setya Novanto seperti dilansir Antara.

Dia mengatakan tidak tahu menahu soal kasus tersebut. Oleh karena itu, dia enggan bila diminta bersaksi dalam kasus Bakamla.

"Kan saya tidak tahu urusan Bakamla, tidak mengerti tidak tahu, tidak pernah berhubungan," kata Setya Novanto.

Pada sidang Bakamla dengan terdakwa Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi di Badan Keamanan Laut Republik Indonesia Nofel Hasan, terungkap ada aliran dana US$ 300 ribu dari pengusaha Fahmi Darmawansyah untuk Musyawarah Nasional (munas) Golkar.

JPU menunjukkan percakapan "whatsapp" antara Fayakhun Andriadi dengan Erwin Arief pada 4 Mei 2016.

Fayakhun Andriadi menyatakan "Noted bro, confirm bro. Bro kalau dikirim Senin, maka masuk di tempat saya Kamis atau Jumat depan. Padahal Jumat depan sudah Munas Golkar. Apa bisa dipecah? Yang cash di sini 300 ribu, sisanya di JP Morgan? 300 ribunya diperlukan segera untuk petinggi-petingginya dulu. Umatnya nyusul minggu depan."

Lalu dibalas oleh Erwin Arief "Bro akan diusahakan karena Kamis atau Jumat libur."

Uang dikirim ke 4 rekening perusahaan di luar negeri secara bertahap. 


Ada Nama Setya Novanto

Terdakwa dugaan korupsi proyek e-KTP, Setya Novanto saat mengikuti sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (24/1). Sidang menghadirkan lima saksi diantaranya politisi Partai Demokrat, Mirwan Amir. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Kemudian, Managing Director PT Rohde and Schwarz Erwin Arif mengatakan ada nama Setya Novanto dalam proyek pengadaan "satellite monitoring" dan "drone" di Bakamla.

Hal itu terungkap percakapan anggota Komisi I DPR dari fraksi Partai Golkar Fayakhun Andriadi dan Erwin melalui "whatsapp" pada Mei 2016.

Fayakhun mengatakan "Bro tadi saya sudah ketemu onta, SN dan Kahar. Semula dari KaBa yang sudah Ok drones, satmon belum. Tapi saya sudah "paksa" bahwa harus drones + satmon total 850. Onta sudah konfirm dengan KaBa dan saya, ok untuk fahmi dapat 2 items, drones dan satmon, 850. Sekarang semestinya onta ketemu fahmi. Begitu OK, saya perlukan Senin dimulai didrop". Erwin Arief lalu membalas "Ok nanti aku kabarin Fahmi sekarang."

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya