Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan memperkirakan nilai atau harga pasar dari 40 persen hak partisipasi Rio Tinto yang akan dibeli pemerintah sekitar US$ 3,2 miliar atau setara Rp 43,2 triliun (kurs Rp 13.500 per dolar AS).
Membeli hak partisipasi perusahaan tambang asal Australia dan dikonversi menjadi saham merupakan cara pemerintah untuk mengambil alih 51 persen saham PT Freeport Indonesia.
"Kalau 40 persen (nilai pasar hak partisipasi Rio Tinto) US$ 3,2 miliar. Kita maunya lebih kompetitif daripada itu," kata Jonan saat Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR, Jakarta, Kamis (25/1/2018).
Baca Juga
Advertisement
Perkiraan tersebut, diungkapkan Jonan berdasarkan asumsi perhitungan kapitalisasi pasar Freeport McMoran di pasar modal AS sekitar US$ 20 miliar. Sedangkan Freeport Indonesia sekitar 40 persen dari kapitalisasi pasar induk usahanya.
"Jadi nilainya Freeport Indonesia mungkin US$ 8 miliar," ucap mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu.
Lebih jauh Jonan menjelaskan, keputusan untuk membeli hak partisipasi Rio Tinto sebesar 40 persen membutuhkan waktu cukup lama. Sebab perlu dilakukan due diligence guna mengetahui harga yang cocok untuk 40 persen hak partisipasi tersebut.
"Tim Kemenkeu dan Inalum menunjuk pihak independen bersama untuk melaksanakan due diligence, yakni Morgan Stanley. Dia yang melakukan evaluasi teknis, engineering, keuangan, hukum supaya kita tahu 40 persen itu nilainya berapa," paparnya.
"Lalu ini (hasilnya) akan direfleksikan untuk negosiasi mengambil sisa (saham) dari Freeport McMoran. Karena kalau beli langsung (tanpa hak partisipasi) pasti harganya mahal," Jonan menambahkan
Dia menargetkan, proses divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia tuntas Juni 2018. "Targetnya selesai Juni ini," pungkas Jonan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hak Partisipasi
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia akan mengakuisisi hak partisipasi perusahaan tambang Australia Rio Tinto, yang bekerjasama dengan Freeport McMoran dalam pengelolaan tambang Grasberg Papua.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, untuk memiliki saham PT Freeport Indonesia sebesar 51 persen, maka hak partisipasi perusahaan lain yang telah bekerjasama dengan Freeport juga menjadi miliki nasional. Dalam hal ini adalah hak partisipasi Rio Tinto sebesar 40 persen.
"Untuk mencapai 51 persen, 40 persen participating interest Rio Tinto itu akan diakuisisi oleh BUMN yang ditugaskan oleh Pemerintah Indonesia, bersama-sama dengan BUMD dan suku-suku besar yang terkait dengan operasi Freeport Indonesia," kata Jonan, seperti ditulis Rabu (6/12/2017).
Jonan melanjutkan, selain mencaplok hak partisipasi Rio Tinto, saham Freeport Indonesia sebesar 9 persen yang dibeli Freeport McMoran dari PT Indocopper juga akan diakuisisi pihak nasional.
"Selanjutnya, kepemilikan saham FCX (Freeport McMoran) di PT Indocopper Investama sebesar 9 persen, juga akan dibeli oleh pemerintah Indonesia sehingga totalnya kurang lebih akan mencapai 51 persen," ungkap Jonan.
Terkait dengan proses perundingan pelepasan saham (divestasi) Freeport Indonesia sebesar 41,64 persen, untuk menggenapi menjadi 51 persen. Menurut Jonan saat ini perundingan tersebut masih berjalan.
"Sampai saat ini, negosiasi sudah dilakukan, dan mulai dibahas legal drafting soal akuisisi saham," jelasnya.
Advertisement
Kerja Sama Freeport dan Rio Tinto
Untuk diketahui, Kerja sama Freeport McMoran dengan Rio Tinto dimulai 1995 untuk mengelola tambang Grasberg di Papua.
Rio Tinto memiliki hak 40 persen atas hasil produksi yang telah mencapai level tertentu.
Namun setelah 2021, Rio Tinto mendapat bagian 40 persen atas produksi tambang Grasberg.