Liputan6.com, New Delhi - Entah apa yang terbesit di pikiran pria India ini. Demi swafoto yang -- menurutnya -- sempurna, ia nekat menantang maut: berdiri terlalu dekat dengan rel kereta api. Alhasil, saat ada kereta api yang melintas, ia pun tertabrak.
Beruntung, nyawanya masih bisa diselamatkan.
Advertisement
Awal kisah, seorang pria bernama T Siva tiba-tiba muncul di perlintasan kereta api dekat stasiun Borabanda, Hyderabad, India, pada tanggal 21 Januari 2018.
Ia ingin mengambil video dirinya sendiri dengan latar belakang kereta yang melaju dari jarak dekat.
Padahal, orang-orang di sekitar stasiun telah memperingatkannya. Namun ia mengabaikannya. Ia bersikukuh untuk terus merekam.
Saat kereta Multi-Modal Transport System (MMTS) terlihat, bukannya menjauh, Siva justru lebih mendekatkan dirinya ke badan rel di mana kereta ini melaju.
Menurut keterangan South Central Railways Police, masinis pun melihat seseorang berdiri sangat dekat dengan rel kereta api, sehingga peringatan keras dibunyikan.
Klakson kereta api dibunyikan berulang-ulang, dimaksudkan agar pria yang berprofesi sebagai pelatih senam (gym) itu menyingkir dari rel.
Siva enggan beranjak, bahkan dengan santainya ia mengatakan kepada orang-orang yang melihat ulah konyolnya itu, "Satu menit, hanya satu menit" sembari terus merekam dirinya.
Alhasil, ketika kereta mendekat, Siva pun terhantam kuda besi itu di sisi kanan badannya. Tubuh dan teleponnya jatuh ke tanah. Ia selamat, namun menderita luka parah di kepala. Ditambah, ia harus menghadapi sidang di pengadilan dan didenda 500 rupee atau sekitar Rp 105.000.
"Orang tersebut (Siva) enggan beranjak dari rel kereta api demi mengambil sebuah foto diri yang dirasanya sempurna, oleh sebab itu ia dihantam oleh kereta MMTS yang melaju kencang dan jatuh di sisi jalur kereta, ia mengalami cedera kepala," kata juru bicara South Central Railway of India, seperti dilansir BBC, Kamis (25/1/2018).
"Orang tersebut juga telah melanggar Undang-undang Perkeretaapian yang ditetapkan oleh Railway Protection Force. Segala bentuk tindakan untuk mengambil swafoto dan fotografi dengan cara meberobos jalur kereta api akan dikenakan hukuman berdasarkan Pasal 147 Undang-Undang Perkeretaapian, 1989," imbuhnya.
Piyush Goyal, Menteri Perkeretaapian dan Urusan Batu Bara, menulis status di akun Twitter-nya yang memperingatkan warga India agar tidak mempertaruhkan nyawa mereka demi sebuah foto.
Entah siapa yang mengunggah video Siva ke media sosial. Namun rekaman berdurasi 21 detik ini telah dibagikan ribuan kali di Facebook pada hari Rabu.
Tren Kematian di India
Mengambil video sambil berdiri di depan kereta yang melaju kencang adalah tren mematikan di India.
Pada bulan Oktober 2017 tiga remaja dilindas kereta api saat mencoba untuk berswafoto di negara bagian Karnataka. Ada lagi, dua remaja terbunuh saat melakukan hal serupa di jalur kereta api di New Delhi.
Para ahli mengatakan, banyak anak muda yang terobsesi dengan media sosial dan rela melakukan hal-hal ekstrem demi mendapatkan hasil tanpa cela.
Mayoritas kematian akibat selfie telah menjamur di India. Dari 127 kasus kematian global karena swafoto, periset mengindentifikasikan angka tertinggi terjadi antara bulan Maret 2014 dan September 2016.
Tujuh puluh enam kasus terjadi di India dan sebagian besar korbannya adalah pemuda zaman sekarang, menurut laporan mahasiswa PhD Amerika Serikat, Hemank Lamba dan timnya dari Carnegie Mellon University di Pittsburgh.
Di India, sebagian besar tragedi swafoto berhubungan dengan kereta api.
Menurut Lamba, ini disebabkan oleh adanya kepercayaan bahwa berpose di dekat kereta api yang melaju kencang bersama sahabat mereka, dianggap sebagai sesuatu yang romantis dan membuat persahabatan tak akan berakhir.
Advertisement