Kapal-Kapal Penyeberangan ke Pulau Gili Minim Jaket Pelampung

Saat ini, penyeberangan ke Pulau Gili sering mengalami cuaca buruk. Namun, kapal penyeberangan malah minim jaket pelampung.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 26 Jan 2018, 13:28 WIB
Kondisi sampah jaket pelampung para imigran dan pencari suaka yang tertumpuk di tempat pembuangan sampah di Mithymna, pulau Lesbos, Rabu (5/10). Para imigran mendarat di Yunani untuk mencari kehidupan baru di Eropa. (REUTERS/Alkis Konstantinidis)

Liputan6.com, Probolinggo - Cuaca buruk melanda perairan Probolinggo. Kondisi ini tentu mengancam keselamatan pengguna angkutan laut karena potensi besar terjadinya ombak tinggi.

Akan tetapi, kesadaran keselamatan para penumpang dan ABK kapal penyeberangan dari Probolinggo ke Pulau Gili Ketapang masih sangat minim. Hal itu terkuak saat petugas dari Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) setempat melakukan razia perairan.

Razia keselamatan itu menyasar kapal penyeberangan. Hasilnya, masih banyak ditemukan penumpang maupun ABK yang tidak menggunakan life jacket atau jaket pelampung.

Dengan menggunakan speedboat milik KSOP, personel gabungan berangkat dari Pelabuhan Tanjung Tembaga. Mereka menuju wilayah antara Probolinggo dan Pulau Gili, atau sekitar 2 mil dari Pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo.

Di lokasi tersebut, petugas menemui sedikitnya tiga kapal penyeberangan. Dua di antaranya hanya sebagian kecil penumpang yang menggunakan pelampung. Sementara, satu kapal mengaku baru beroperasi dan belum mendapatkan bantuan jaket pelampung.

"Ini menandakan minimnya kesadaran keselamatan di antara para penumpang maupun ABK. Keselamatan cenderung diabaikan," kata salah satu kru speedboat Sea Rider, Dian Purbandana, Kamis, 25 Januari 2018.

Mendapati kenyataan itu, KSOP memberikan sosialisasi langsung. Harapannya, agar sebelum menyeberang, para penumpang menggunakan jaket pelampung.


Banyak Layani Wisatawan

Kondisi ribuan jaket pelampung para pengungsi, yang dipajang di dekat Gedung Parlemen London, Inggris, Senin (19/9). Berdasarkan data UNHCR setiap hari terdapat 11 orang, yang meninggal dunia saat menyebrang ke Eropa, sejak 2015. (Daniel Leal-Olivas/AFP)

Berdasarkan data yang dimilikinya, ada sekitar 40 unit kapal penyeberangan yang beroperasi setiap hari. Setiap tahun, kapal–kapal tersebut mendapat bantuan jaket pelampung dari Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur. Masing-masing kapal menerima 25 unit.

Dian menambahkan, dalam razia kali ini pihaknya belum melakukan tindakan sanksi. Baru sebatas peringatan dan penertiban.

Ia berencana akan terus menggelar razia semacam itu untuk menyadarkan masyarakat. Sebab, selain melayani penyeberangan warga lokal, banyak wisatawan yang datang ke pulau tersebut untuk menyelam sehingga aspek keselamatan saat berlayar perlu diperhatikan.

Jika nantinya ditemukan penumpang kapal penyeberangan ke Pulau Gili maupun sebaliknya tidak mengenakan jaket pelampung, KSOP serta Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) akan memberi sanksi dengan menyuruh kapal tersebut kembali ke dermaga, walaupun sudah berada di tengah laut.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya