Liputan6.com, Yogyakarta Jumlah penumpang di Bandara Adisutjipto terus meningkat setiap tahunnya. Selama 5 tahun terakhir, setidaknya terjadi lonjakan lebih dari 2 juta penumpang. Di tahun 2013, jumlah penumpang sekitar 5,7 juta dan di tahun 2017 tercatat ada 7,8 juta penumpang di bandara Adisutjipto yang terletak di Sleman, Yogyakarta ini.
Padahal bandara Adisutjipto yang berdiri di tanah milik TNI Angkatan Udara ini hanya memiliki kapasitas 1,8 juta penumpang per tahun. Jadi, jangan heran kalau setiap harinya kepadatan penumpang di bandara ini tak terelakkan. Mulai dari antrian check in hingga boarding, termasuk juga antri landing hingga bagasi.
Advertisement
Ketika berkunjung ke bandara Adisutjipto bersama pihak Angkasa Pura I Bandara Adi Sutjipto pada Kamis dan Jumat (25-26 Januari), Liputan.com pun merasakan kepadatan itu dan masih menemukan beberapa jadwal penerbangan yang delay. Menurut pihak AP I yang sering kali terjadi adalah antrian pesawat untuk landing karena memang Adi Sutjipto hanya memiliki 1 runway dengan panjang 2.200 meter dan terbatasnya parking stands pesawat.
Bandara Sutjipto saat ini memiliki 11 parking stands, namun yang aktif digunakan hanya 10. Direktur Pemasaran dan Pelayanan AP I, Devy Suradji mengatakan pada jam sibuk sekitar pukul 07.00 WIB dan pada pukul 17.00-18.00 WIB jumlah penumpang di ruang tunggu akan membludak.
"Penuh semuanya, sampai kadang kita minta tahan jangan masuk ruang tunggu dulu, karena numpuk di sini (ruang tunggu). Perjalanan umroh dan haji saya suruh di Solo (Bandara Internasional Adi Sumarmo) enggak cukup disini, yang umroh 1 yang nganter bisa 20 orang, parkir mobilnya aja numpuk," jelas Devy saat site visit Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta, Jumat (26/1).
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto, Agus Pandu Purnama dalam paparan mengenai Bandara Adisutjipto mengatakan peningkatan rata-rata pergerakan penumpang 8,41 persen. Karena peningkatan yang signifikan ini membuat manajemen bandara pada tahun 2017 melakukan perubahan jadwal penerbangan dari tahun 2016 pukul 06.00 - 21.00 Wib menjadi pukul 05.00 - 24.00 Wib di tahun 2017.
"Rata-rata perhari ada 176 penerbangan ditambah 90 penerbangan militer dan kegiatan sekolah penerbangan, Adisutjipto menjadi bandara paling crowded dengan kapasitas terbatas dibandingkan bandara Surabaya," ujar Agus Pandu di Kantor Angkasa Pura 1 Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta.
Agus juga menjelaskan bahwa saat ini ada 10 maskapai penerbangan yang beroperasi di bandara Adisutjipto. Terdapat 16 rute penerbangan yang terdiri dari 14 rute domestik dan 2 rute internasional yakni Kuala Lumpur dan Singapura. Pergerakkan pesawat, kata Agus Pandu terus menunjukkan tren peningkatan, dari tahun 2015 sebanyak 49.395, tahun 2016 sebanyak 53.752, dan di tahun 2017 mencapai 57.677 dengan rata-rata persentase kenaikan 7,30 persen.
Kenaikan yang terlalu tinggi dari standar ini pun membuat ruang gerak penumpang jadi terbatas di bandara Adisutjipto. Padahal sesuai standar Kementerian Perhubungan setiap 1 orang penumpang idealnya berhak mendapatkan ruang 8 meter persegi di ruang tunggu, namun saat ini hanya mendapat ruang 1,2 meter persegi.
Ruang tunggu bandara Adisutjipto terdiri dari terminal A dan B, dimana terminal A khusus penerbangan domestik, sementara terminal B untuk penerbangan domestik dan internasional. Terlalu minimnya lahan, untuk penerbangan internasional ruang tunggunya menyatu dengan ruang tunggu domestik. Tak hanya ruang tunggu, ruang pemeriksaan bandara ini juga nampak minim untuk menampung jumlah penumpang yang banyak.
Dengan kondisi padat dan kelebihan kapasitas yang terjadi di bandara Adisutjipto membuat kehadiran bandara baru, New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulon Progo sangat dinantikan. Agus Pandu mengatakan pihak Angkasa Pura 1 mendapat amanat dari pemerintah dan UU untuk segera membangun dan mengoperasikan bandara baru pada April 2019.
Pembangunan tahap 1 New Yogyakarta International Airport (NYIA) dengan kapasitas 14 juta penumpang dilakukan pada tahun 2019 - 2031. Nantinya bandara baru memiliki runway 3.250 m2 dengan luas terminal 142.150 m2 dan 23 parking stands. Untuk memenuhi kapasitas 20 juta penumpang pertahun, bandara baru ini juga sudah memiliki rencana pembangunan tahap dua yakni tahun 2031-2041 untuk membangun runway lebih panjang yakni 3.600 m2 dengan total luas terminal 192/428 m2 dan 31 parking stands.
"April 2019 nanti mulai beroperasi dengan terbatas dulu. Kalau pembangunan keseluruhan selesai, ini (pembangunan) memang lama, tapi kita akan evaluasi terus menerus progressnya, update dan targetnya," tukasnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, saat ini pihak Angkasa Pura 1 tengah menyelesaikan proses pembebasan lahan dan proses land clearing baik area landside dan area airside. Adapun total luas yang akan di clearing mendapai 587,3 ha, sampai bulan Januari 2018 ini sudah dilakukan pekerjaan clearing dan bongkahan hingga 453 hektar atau sudah tercapai 77,21 persen.
(*)