Ambisi Surabaya Fever di Seri II Srikandi Cup 2017-2018

Surabaya Fever akan menjadi tuan rumah Srikandi Cup Seri II.

oleh Thomas diperbarui 28 Jan 2018, 11:30 WIB
Jumpa Pers Jelang Srikandi Cup Seri II (Dok Srikandi Cup)

Liputan6.com, Surabaya- Kompetisi Basket Putri Srikandi Indonesia (Srikandi Cup) musim 2017-2018 akan segera memasuki Seri II. Surabaya Fever akan bertindak sebagai tuan rumah di GOR Kertajaya, mulai 29 Januari 2018 sampai 3 Februari 2018.

Mengacu pada hasil akhir seri pertama Makassar kemarin, Fever akan menempati Pool A bersama Tenaga Baru Pontianak, Tanago Fresian Jakarta dan Flying Wheel Makassar. Sedangkan Merpati Bali yang menjadi runner up, akan menghuni Pool B dengan Merah Putih Samator Jakarta, Generasi Muda Cirebon, Sahabat Semarang. 

Deddy Setiawan selaku koordinator Srikandi Cup mengatakan bahwa musim ini kompetisi basket putri yang tengah dijalankan berlangsung cukup sengit dan juga kompetitif. Selain itu, hadirnya keluarga baru Srikandi Cup yang menjadi mitra utamanya yakni Gorila Sport dan adanya tayangan siaran langsung TVRI, turut mengangkat gengsi serta kualitas kompetisi basket putri tertinggi di Indonesia agar semakin lebih di cintai lagi oleh penggemarnya.

“Hasil seri pertama kemarin (Makassar) menunjukkan bahwa setiap tim tidak main-main menghadapi musim ini. Skor angka yang ketat dan persaingan tim papan tengah yang saling mengalahkan, membuat kompetisi ini semakin meriah dan enak untuk disaksikan oleh pecinta olahraga di Tanah Air,” ujarnya di hadapan para awak media Surabaya.

Sebagai juara bertahan dan kandidat terkuat untuk merajai Srikandi Cup tahun ini, Surabaya Fever tidak ingin terbebani dengan segala predikat pujian yang tertuju untuk timnya. Bahkan meski pada seri kedua nanti akan bermain di rumahnya sendiri, pelatih Surabaya Fever, Welliyanto Pribadi mengingatkan anak asuhnya untuk tidak demam panggung jika bermain di kandang dan seraya menargetkan menjaga kesucian rumah mereka dari lawan-lawannya.

“Pelatih sudah mengingatkan kami akan hal ini. Mungkin karena para pemain terlalu excited jadinya malah bikin kita main terlalu hati-hati, jadi tidak sesuai dengan ekspetasi pelatih. Kami juga diingatkan untuk tidak boleh puas meski Fever berhasil menjadi juara pada seri pertama kemarin melawan Merpati Bali,” komentar Olivia Claudia, pemain Surabaya Fever yang juga didaulat untuk menjadi salah satu Duta Gorila Sport.

 


Merpati Bali

Foto dok. Liputan6.com
Mendapat pengakuan dan catatan khusus dari rival terkuatnya, tidak membuat Merpati Bali besar kepala. Helena Tumbelaka, pemain Merpati Bali, menyampaikan bahwa mereka tetap respek pada semua lawan termasuk kepada tuan rumah Surabaya Fever yang di huni oleh pemain Nasional dan diakuinya mempunyai pengalaman lebih dibandingkan timnya.

“Kami selalu mematok target juara di setiap seri. Dan dalam persiapan Merpati Bali di seri kedua ini, jauh lebih baik dan kompak dibanding seri sebelumnya. Selain latihan rutin yang intensif, kita juga menjaga kekompakan tim di luar lapangan, seperti minggu lalu para pemain dan juga coaching staff baru saja melakukan team building di Bandung. Sayangnya di seri ini kami tidak diperkuat Dita (Agustin Elya Gradita Retong) karena mengalami cedera lutut."

“Lawan kami yang kuat salah satunya adalah Surabaya Fever. Karena mereka tim berpengalaman dan sebagian besar dihuni oleh pemain timnas. Tapi kami tidak menjadikan itu sebagai alasan untuk pesimis. Pasti mereka juga punya lubang yang harus kita maksimalkan. Pelatih kami, Bambang Asdianto Pribadi juga sudah mengevaluasi apa saja kekurangan kami, baik dibabak penyisihan hingga saat kami kalah lawan Fever di partai final,” tambahnya lagi.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya