Liputan6.com, Jakarta Pantai mulai jadi destinasi wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) khususnya Pantai Karangwuni, Wates, Kulon progo. Nama Pantai Karangwuni memang belum begitu dikenal seperti pantai Glagah yang ada tepat disebelah baratnya. Walaupun jelas terlihat beda jumlah wisatawan yang hadir, tawaran sensasi wisata pantai dengan pemecah ombak cukup setara dengan pantai Glagah.
Glagah memiliki laguna yang jadi daya tariknya. Namun, Pantai Karangwuni memang memiliki sensasi break water atau pemecah ombak.
Advertisement
"Di sini beda mas dengan samping (Glagah), disini cuma wisata ini (pemecah ombak) dan pemancing banyak," kata Isti pedagang keliling di sekitar Pantai Karangwuni beberapa waktu lalu.
Menuju ke Pantai Karangwuni ini harus melalui area rencana pelabuhan Tanjung Adi Karto Yogyakarta. Meski beberapa bagian pelabuhan sudah jadi, masih belum terlihat aktivitas pelabuhan.
"Pemancing saja, jala ikan dan nongkrong biasanya," katanya.
Biasanya banyak wisatawan yang datang melihat pantai Karangwuni. Namun, tidak begitu banyak seprti Glagah.
"Biasanya pagi juga banyak pakai mobil kesini foto foto ya banyak tapi jangan dibandingkan sebelah," katanya.
Namun, pantai Karangwuni juga sudah memiliki tempat duduk yang ada di beberapa lokasi. Namun sayang tempat sampah masih belum terlihat sehingga masih banyak sampah di beberapa titik.
"Sudah ada lokasi wisata tapi tempat sampahnya kok tidak ada? Bagus tapi kok kesannya kalo tidak dijaga ya nanti bisa kumuh," kata pengunjung Ani Warga Wates.
Ia mengaku Karangwuni memiliki potensi wisata, terlebih berada di area pelabuhan terbesar di Yogyakarta. Namun akses menuju pantai masih belum bagus sehingga cukup menyulitkan wisatawan.
"Pengin tahu aja kondisi pelabuhan terus ada pantainya, bagus sih tapi sayang jalannya belum diaspal. Kalo mau datang lagi sih mikir juga ya," katanya.
Masuk kawasan pantai Karangwuni dan pelabuhan dikenakan tarif wisata Rp 5.000, pengunjung bisa melihat suasana pelabuhan yang sudah siap dan pantai Karangwuni di bagian selatannya.
"Tadi masuknya ga bayar, yang jaga enggak ada. Udah berhenti di pintu masuk tapi enggak ada orangnya ya masuk aja," katanya.
Ahmad salah satu pemancing di lokasi pelabuhan mengatakan pelabuhan mulai banyak dikunjungi beberapa waktu terakhir. Selain penasaran dengan kondisi pelabuhan, banyak yang terpukau dengan pelabuhan saat ini.
"Anak muda biasanya yang nongkrong disini, foto-foto biasanya terus pulang," ujarnya.
Menurutnya, pelabuhan Tanjung Adi Karto dan Karangwuni memiliki potensi wisata jika dikelola dengan baik. Namun sayang infrastruktur belum mendukung wisata pantai ini.
"Jalan masuk aja itu lo diperhalus. Dari jalan raya ke pintu masuk aja belum mulus jadi mungkin pada malas kalo enggak ya penasaran itu pengin liat setelah itu ya selesai kan," katanya.
(Fathi Mahmud)