Pembebasan Pangeran Alwaleed Bikin Saham Kingdom Holding Melonjak

Saham Kingdom Holding naik 10 persen, terbesar sejak November 2014 dan mencapai batas maksimum yang diperbolehkan dalam sehari.

oleh Nurmayanti diperbarui 28 Jan 2018, 19:12 WIB
Pangeran Saudi Alwaleed bin Talal saat konferensi pers di Jeddah pada 11 Mei 2017. Alwaleed dilaporkan ditangkap oleh Komisi Anti Korupsi Arab Saudi terkait dugaan korupsi. (AFP Photo/Amer Hilabi)

Liputan6.com, Jakarta Nilai saham Kingdom Holding Co melonjak setelah sang pimpinan Pangeran Alwaleed bin Talal, yang sempat ditahan Pemerintahan Arab Saudi terkait dugaan korupsi akhirnya dibebaskan dari tahanan di Ritz-Carlton, Riyadh.

Saham Kingdom Holding naik 10 persen, terbesar sejak November 2014 dan mencapai batas maksimum yang diperbolehkan dalam sehari. Tercatat, saham perusahaan naik menjadi 10,04 riyal pada pukul 10:52 pagi waktu Riyadh, namun masih di bawah 2 persen sebelum sang pangeran ditangkap.

Hotel Ritz-Carlton menjadi penjara sementara bagi miliarder dan pangeran Arab Saudi yang ditangkap, seiring langkah negara tersebut memulai kampanye anti-korupsi pada November.

Pangeran Alwaleed, miliarder yang juga memiliki saham di Citigroup Inc dan Twitter Inc., kembali ke rumah pada Sabtu, setelah mencapai kesepakatan penyelesaian dengan pihak berwenang, menurut keterangan seorang pejabat pemerintah senior tanpa nama seperti mengutip laman Bloomberg, Minggu (28/1/2018).

Bahkan Alwaleed diketahui akan tetap memimpin Kingdom Holding Co usai penahanan tersebut. Kepergiannya dari hotel tahanan, bersama dengan pengusaha Saudi lainnya, menandai berakhirnya tahap pertama kampanye anti-korupsi Putra Mahkota Mohammed Bin Salman.

Ratusan tersangka ditangkap atau sekedar dipanggil untuk diinterogasi, termasuk beberapa orang terkaya dan pangeran di negara tersebut. Pemerintah Arab Saudi berharap bisa menuai lebih dari US$ 100 miliar lewat penahanan tersebut, di mana sebagai imbalan atas kebebasan mereka.

Selain Kingdom, saham peritel pakaian Fawaz Abdulaziz Al Hokair & Co juga sempat melonjak setelah miliarder Fawaz Alhokair, sang pemilik dibebaskan dari penahanan. Saham perusahaan menguat sebanyak 8,1 persen, terbesar sejak November, sebelum kembali turun menjadi 6,6 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Harus Bayar Rp 81 Triliun

Orang terkaya Arab Saudi yang juga merupakan petinggi kerajaan Pangeran Alwaleed Bin Talal ditahan pihak berwenang Arab Saudi karena diduga terlibat dalam kasus korupsi. Demi bisa bebas, Pangeran super kaya ini dilaporkan harus membayar US$ 6 miliar atau Rp 81 triliun.

Dilaporkan Wall Street Journal, Minggu (24/12/2017) pria 62 tahun ini masuk dalam deretan tahanan yang diminta uang tebusan dengan nominal paling tinggi. Pangeran Alwaleed sudah ditahan pihak kerajaan sejak November lalu.

Lebih lanjut, Alwaleed juga dilaporkan sedang melakukan pembicaraan lebih lanjut dengan pihak berwenang tentang uang tebusan yang harus ia bayar. Rencananya, ia akan memberikan sebagian saham dari perusahaan raksasanya, Kingdom Holding Co, sebagai jaminan.

Kingdom Holding Co masuk dalam bursa saham Arab Saudi. Perusahaan ini ditaksir memiliki valuasi mencapai US$ 9 miliar.

Alwaleed merupakan pangeran Arab Saudi yang masuk deretan orang terkaya di dunia. Sebelum ditangkap, pangeran yang suka memamerkan gaya hidup flamboyan ini dilaporkan memiliki harta US$ 18 miliar.

Sayang, menyusul penangkapan ini, kekayaan Pangeran Alwaleed Bin Talal pun merosot tajam. Forbes melaporkan harta Alwaleed dilaporkan merosot US$ 732 juta atau Rp 9,9 triliun. Alwaleed kini menduduki peringkat 68 orang terkaya dunia.

Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulaziz mengambil keputusan untuk memecat dan menangkap sejumlah petinggi kerajaan pada Sabtu, 4 November 2017. Sebanyak 11 pangeran dan puluhan menteri ditahan, salah satunya miliarder Alwaleed bin Tawal.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya