Ngeri, Ada Cacing Pita 2,8 Meter di Tubuh Orang Singapura Ini

Seekor cacing pita sepanjang 2,8 meter ditemukan di dalam tubuh seorang pasien sehat di Singapura yang tak menunjukkan gejala medis apapun.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 28 Jan 2018, 21:01 WIB
Cacing pita sepanjang 2,8 meter ditemukan di dalam tubuh seseorang di Singapura pada 2016. Temuan itu menjadi salah satu contoh kasus infeksi parasit yang cukup mengkhawatirkan di SIngapura (sumber: Departemen Mikrobiologi Singapore General Hospital)

Liputan6.com, Singapura - Seekor cacing pita sepanjang 2,8 meter ditemukan di dalam tubuh orang sehat yang sebelumnya tak menunjukkan gejala medis apapun. Kasus itu tercatat di Departemen Mikrobiologi, Singapore General Hospital, Singapura pada 2016 lalu.

Panjang cacing itu bahkan melebih tinggi badan inangnya. Demikian seperti dilansir Strait Times (28/1/2018).

Saking panjangnya, cacing yang kini telah dikeluarkan dari tubuh inangnya itu, harus dilipat sebanyak 18 kali agar bisa ditangkap oleh mata kamera.

Kendati demikian, pasien yang menjadi inang cacing itu tak menunjukkan tanda atau gejala apapun yang mengindikasikan bahwa ada hewan parasit di dalam tubuhnya.

"Barulah pasien itu merasa ngeri ketika cacing itu ditarik keluar dari lubang duburnya," kata Profesor Hsu Li Yang, spesialis penyakit menular di Singapura yang memahami kasus tahun 2016 silam itu.

Mengomentari kasus 2016 itu beserta kasus lain yang serupa, Hsu mengatakan bahwa hal tersebut merupakan contoh dari orang yang terinfeksi cacing parasit akibat sering mengonsumsi makanan atau daging mentah atau yang dimasak setengah matang.

Lebih lanjut, Hsu juga yakin bahwa parasit 2,8 meter dalam tubuh pasien Singapura 2016 itu jelas merupakan cacing pita, karena 'tidak ada parasit lain yang mampu hidup di tubuh manusia sedemkian lama dan panjang.'

"Sekarang pertanyaannya, jenis cacing pita apa itu. Informasi itu akan membantu menjawab bagaimana si pasien mendapatkan parasit semacam itu," tambahnya.

Seekor cacing pita dewasa memiliki kepala, leher dan rantai segmen yang disebut proglottida(s). Selama menjadi parasit, kepala cacing pita itu menempel pada dinding usus, dan proglottida tumbuh serta menghasilkan telur.

Mengenal Schistosomiasis, Infeksi Cacing yang Mematikan (Jubal Harshaw/ Shutterstock)

Dan, berdasarkan hasil analisis Departemen Mikrobiologi Singapore General Hospital dari telur cacing kasus 2016 itu, cacing pita tersebut sangat mirip dengan cacing pita yang kerap ditemui dalam tubuh ikan.

Jenis ikan yang kerap memiliki cacing seperti itu adalah ikan air tawar, seperti salmon -- jenis ikan yang sering dikonsumsi mentah atau dimasak setengah matang.

Prof Hsu mencurigai kasus parasit cacing pita ikan di dalam tubuh manusia telah meningkat selama bertahun-tahun di Singapura, serupa dengan situasi di negara maju lainnya di mana konsumsi ikan mentah terus meningkat.

Tapi ia mengatakan bahwa praduga itu tidak dapat dikonfirmasi, karena tidak ada data yang mumpuni untuk mendukung hipotesis semacam itu.

Menurut Otoritas Agrikultur dan Veterinarian Singapura (AVA), sekitar 84.027 ton daging ikan telah dikonsumsi oleh masyarakat di Negeri Singa sepanjang 2016.


Waspada Parasit Cacing Pipih dan Cacing Giling dalam Makanan Mentah

Ilustrasi (iStock)

Parasit umum lain yang ditemukan dalam makanan laut termasuk cacing gelang dan cacing pipih.

Di National University Hospital (NUH), kasus cacing parasit terpanjang yang pernah terekam dalam data medis sejauh ini adalah cacing pita babi sepanjang 1 meter pada lima tahun silam.

Secara keseluruhan di Singapura, ada sekitar dua sampai tiga kasus cacing per tahun, kata Dr Jolene Oon, seorang konsultan pada divisi penyakit menular NUH.

Namun, kasus itu mungkin termasuk parasit cacing lain seperti cacing tambang yang diperoleh dari sanitasi yang buruk di luar negeri, bukan karena memakan makanan mentah.

Di sisi lain, ada pula beberapa kasus infeksi bakteri akibat mengonsumsi makanan laut mentah atau kurang matang.

Salah satu contoh yang terkenal adalah infeksi Streptococcus B akibat mengonsumsi ikan mentah. Kasus terbanyak infeksi itu terjadi pada 2015 silam

Ilustrasi Cacing Pita (iStockphoto)

Contoh lain adalah keracunan scombroid, yang disebabkan oleh penyimpanan dan penanganan ikan yang tidak tepat, sehingga konsumen mengonsumsi daging yang tengah dalam proses pembusukan. Saat ikan mulai membusuk dan dicacah oleh bakteri, toksin scombroid dihasilkan, dan menyebabkan keracunan pada pasien.

Dokter mengatakan sangat sulit untuk mengatakannya dengan mata telanjang jika ada sepotong ikan mentah yang terkontaminasi.

Hanya koki sushi dan pemasok ikan berpengalaman yang bisa mendeteksi kista parasit dalam daging ikan, kata Prof Hsu.

Kendati demikian, dokter mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk khawatir secara berlebihan hingga benar-benar tak mengonsumi ikan sama sekali.

Dr Leong Hoe Nam, seorang dokter penyakit menular di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena mengatakan, "Risiko mengidap parasit atau bakteri tertentu dari makan makanan mentah sangat rendah di Singapura. Tapi jika imun anda buruk atau yang sangat sensitif terhadap ke-higienisan makanan, lebih baik hindari konsumsi kuliner semacam itu."

Otoritas Agrikultur dan Veterinarian Singapura (AVA) juga mengimbau agar konsumen memilih, menangani, dan menyimpan makanan mentah yang baru mereka beli dengan cermat, untuk meminimalisir risiko terpapar parasit dan infeksi bakteri tersebut.


Cacing Pita 1,6 Meter Menggeliat Keluar dari Dubur Pria Ini

Menelan telur cacing pita tertentu, cacing dapat bermigrasi di luar usus dan membentuk kista larva dalam jaringan tubuh dan organ (dokumen Liputan6.com)

Seorang pria asal California yang setiap hari makan sushi, harus pergi ke rumah sakit gara-gara perutnya mulas dan bergejolak. Saat tiba di instalasi gawat darurat, pria itu membawa plastik berisi cacing pita sepanjang 1,6 meter yang ia klaim bergoyang keluar dari tubuhnya lewat dubur.

Awalnya, dokter Kenny Banh di Rumah Sakit Fresno heran ketika seorang pria memintanya untuk diperiksa gara-gara cacing.

Namun, ketika si pria itu membuka plastik yang dibawanya, barulah dokter Banh sadar dia tidak main-main. Di dalam plastik itu, ada cacing pita raksasa. Parasit itu terlihat 'bergelung' di tisu toilet.

"Kata pria itu, cacing tersebut masih menggeliat saat dimasukkan ke dalam tas, tapi sudah mati saat dibawa ke rumah sakit," kata Banh, seperti dikutip dari The Guardian pada Minggu 21 Januari 2018.

Pasien, yang identitasnya belum terungkap, mengatakan kepada dokter bahwa perutnya sempat terasa sangat sakit dan alami diare hingga berdarah. Saat dia melihat ke bawah, ia mengira sepotong ususnya tergantung di duburnya.

Ketika pria itu menariknya dan terus keluar, dia menyadari bahwa benda itu bergerak dan pasti cacing.

Insiden tersebut terjadi Agustus lalu namun terungkap minggu ini setelah Banh berbicara di sebuah podcast medis bernama This Will not Hurt a Bit.

Dokter Banh kemudian membongkar cacing itu, katanya, dan meletakkannya di atas kertas penyerap di lantai rumah sakit komunitas setempat di Fresno.

Cacing pita itu diketahui memiliki panjang5 kaki 6 inci atau sekitar 1,6 meter. Pasien diberi pil anti-cacing yang, Banh menjelaskan, tidak berbeda dengan jenis yang umumnya diberikan pada hewan peliharaan.

"Dia bilang dia merasa ada sesuatu yang bergerak di dalam isi perutnya dan dia pikir itu hanya gas," kata Banh tentang pasien tersebut. "Dia merasa tidak nyaman pada perutnya selama beberapa bulan."

Menurut Banh, tak heran jika ada cacing pita bisa hidup di tubuh pria itu. Pasalnya, pria tersebut hobi memakan ikan mentah, terutama salmon sashimi, hampir setiap hari.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya