Ini Hasil Kunjungan Jokowi ke Bangladesh

Di bidang ekonomi, beberapa perkembangan positif terjadi pada kerja sama antar kedua negara.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Jan 2018, 12:47 WIB
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Presiden Bangladesh Abdul Hamid di Credential Hall, (27/1). Jokowi menyatakan Indonesia siap mendukung Bangladesh mencapai target keluar dari kelompok LDCs 2024 mendatang. (Liputan6.com/Pool/Rusman Biro Pers Setpres)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia dan Bangladesh sepakat untuk terus memperkokoh kerja sama ekonomi dan menciptakan peluang kerja sama baru.

Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina di Kantor Perdana Menteri Bangladesh, Dhaka, Minggu, 28 Januari 2018.

“Saya gembira dalam beberapa waktu terakhir ini, hubungan Indonesia-Bangladesh semakin intensif termasuk peningkatan kerja sama di bidang ekonomi,” ujar dia dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (29/1/2018).

Di bidang ekonomi, beberapa perkembangan positif terjadi pada kerja sama antar kedua negara. Salah satunya adalah nilai perdagangan pada 2017 yang menunjukkan peningkatan sebesar 25,96 persen atau senilai US$ 1,53 miliar.

“Saya menyambut baik kesepakatan untuk menegosiasikan PTA. Saya juga mengharapkan hambatan-hambatan perdagangan dapat dihilangkan demi arus perdagangan yang lebih besar dan saling menguntungkan,” kata dia.

Di bidang energi, Indonesia dan Bangladesh penandatanganan Letter of Intent (LoI) mengenai pasokan LNG dari Pertamina ke Petrobangla. Diharapkan pengiriman LNG sudah dapat dilakukan pada tahun ini.

“Indonesia siap mendukung ketahanan energi Bangladesh antara lain melalui pasokan LNG dan batu bara,” lanjut dia.

Sementara itu, di bidang konektivitas, Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menyampaikan apresiasinya terhadap Bangladesh yang telah memercayai PT INKA untuk mendukung dalam pengembangan konektivitas Bangladesh. Sudah 400 gerbong yang dipatok PT INKA ke Bangladesh.

“Saya yakin pengiriman kereta akan dapat dilakukan sesuai jadwal. Indonesia siap untuk terus mendukung pembangunan konektivitas di Bangladesh termasuk diperbaharuinya Perjanjian Transportasi Udara untuk meningkatkan frekuensi penerbangan dari 2 menjadi 10 kali seminggu,” jelas dia.

Di bidang Kelautan dan Perikanan, Presiden juga menyambut gembira penandatanganan komunike bersama terkait pemberantasan Illegal, Unreported, and Unregistered (IUU) Fishing.

“Pemberantasan IUU Fishing akan dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan kita dan sejalan dengan komitmen kerja sama IORA sebagaimana tertuang dalam Kesepakatan Jakarta Concord,” ungkap Jokowi.

 


Peran Aktif di Kawasan Samudera Hindia

Dalam pertemuan bilateral tersebut, Presiden Jokowi juga menginginkan peran kedua negara untuk aktif dalam menggerakkan kerja sama di kawasan Samudera Hindia. Dia menilai, lingkar Samudera Hindia memiliki potensi ekonomi yang sangat besar.

“Saya yakin Indonesia dan Bangladesh dapat berkontribusi untuk mewujudkan Kawasan Samudera Hindia yang damai, stabil, dan sejahtera,” kata dia.

Jokowi juga menilai, sudah saatnya pula kerja sama di lingkar Samudera Hindia dikaitkan dengan kerja sama di Samudera Pasifik, atau kerja sama Indo-Pasifik.

Kerja sama ini juga harus didasarkan rasa saling percaya (confidence building) dan habit of dialogue. Serta dilakukan secara terbuka dan transparan, inklusif dan menghormati hukum internasional,” ujar Presiden.

Untuk itu, peran IORA (Indian Ocean Rim Association) dimana Indonesia dan Bangladesh menjadi anggota sangatlah penting terutama dalam membangun arisitektur kawasan.

Berikut rincian lima bidang kerja sama hasil kunjungan Presiden Jokowi ke Bangladesh :

- MoU on Foreign Office Consultation

- Joint Communique on the cooperation to Combat IUU Fishing

.- Joint Ministerial Statement on the Launching of the Negotiations for Indonesia

-Bangladesh Prefential Trade Agreement.

- MoU antara Bangladesh Power Development Board (BPDB) dan PT Pertamina mengenai Project Integrated Power.

- LoI mengenai kesepakatan supply LNG dari Pertamina ke Petrobangla.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya