Rektor Pertahankan Dekan, Ratusan Mahasiswa dan Dosen Angkat Kaki

Ratusan mahasiswa kesal sebab rektor tidak mengamini tuntutan mereka untuk mencopot dan mengeluarkan dekan.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 29 Jan 2018, 13:30 WIB
Ratusan mahasiswa UMK yang menuntut keluar dari Kampus, saat melakukan aksi. Foto: (Ahmad Akbar Fua/Liputan6.com)

Liputan6.com, Kendari - Rektor Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), Muhammad Nur, merelakan ratusan mahasiswanya keluar dari kampus demi mempertahankan dekan fakultas teknik, Mochammad Assiddieq, yang diduga mahasiswa melakukan korupsi.

Selain ratusan mahasiswa, rektor juga tidak menghalangi keputusan mundur delapan orang dosen yang protes karena aksi itu.

Keputusan yang dianggap kontroversial itu ditegaskan rektor dalam surat yang beredar Sabtu, 27 Januari 2018. Di dalam suratnya, rektor mempersilakan ratusan mahasiswa yang ingin keluar untuk angkat kaki dari kampus yang dipimpinnya.

Mahasiswa kesal, sebab rektor tidak mengamini tuntutan mereka untuk mencopot dan mengeluarkan dekan. Mochammad Assidieq hanya dicopot jabatannya sebagai dekan dan menjadi dosen biasa.

Sebelumnya, Dekan Fakultas Teknik UMK didatangi ribuan mahasiswa teknik dari sejumlah universitas di Sulawesi Tenggara. Sebab, selain diduga korupsi, dekan juga sudah menendang dua orang mahasiswanya.

Penyebabnya, mahasiswa mempertanyakan uang tiket biaya Studi Kerja Lapangan (SKL) yang diduga dikorupsi si dekan. Karena jengkel, seorang mahasiswa langsung diberikan satu tendangan keras.

"Kami mempersilakan mahasiswa untuk keluar, bersama dosen universitas yang ingin mundur," ujar Rektor UMK, Sabtu, 27 Januari 2018.

Sementara itu, ratusan mahasiswa yang memilih mundur, sudah meminta surat integrasi ke universitas lain. Untuk mendapatkan surat ini, belasan mahasiswa bertemu langsung rektor.

"Kami lebih baik keluar saja, karena di kampus kami menuntut kebaikan, tetapi tidak disahuti pihak universitas. Lebih baik kami mengalah untuk universitas yang lebih baik," ujar Rahmat Yamin, Minggu, 28 Januari 2018.

Sebelumnya, Mochammad Assiddieq, diduga menggelapkan Rp 16 juta dana perjalanan praktik lapangan mahasiswa UMK di Bandung, Jawa Barat. Meskipun sudah diprotes mahasiswa dengan demonstrasi besar-besaran, rektor membantah hal tersebut.

Karena tindakannya, delapan dosen memutuskan mengundurkan diri. Kedelapannya yakni Ketua Program Studi Teknik Arsitektur Nahdatunnisa, Ali Amin Soewarno, Machmuddin Muhammad, Takbir, Hasrudin, M Chaidar, Muhammad Muhklis, dan M Fajar Affanul Hakim.


219 Mahasiswa Cari Universitas Lain

Puluhan mahasiswa ini, menuntut dekannya diganti karena melakukan korupsi. Foto: (Ahmad Akbar Fua/Liputan6.com)

Sebanyak 219 mahasiswa sudah mengambil surat pengunduran diri dari kampus Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) sejak Senin (22/1/2018). Keputusan mengundurkan diri diambil mahasiswa karena kecewa rektor tetap mempertahankan satu orang dekan.

"Daripada kami tetap kuliah dan merasa dizalimi, lebih baik kami keluar saja dari kampus," ujar Ridwan, mahasiswa Teknik Arsitektur Muhammadiyah Kendari.

Keputusan mundur dan pengambilan formulir ini dibenarkan Wakil Rektor UMK Kendari, Yamin. Pihaknya membenarkan adanya ratusan mahasiswa yang sudah mengambil formulir untuk integrasi ke kampus lain.

"Memang benar, mereka rata-rata mau integrasi," ujar Yamin.

Kampus yang dituju para mahasiswa, yakni Universitas Lakidende, salah satu kampus di Kabupaten Konawe. Jarak kampus sasaran 219 mahasiswa ini sekitar 670 kilometer dari tempatnya mereka berkuliah saat ini.

 


Rektor Buka Pendaftaran Dosen

Pernyataan rektor UMK yang menyatakan mempersilahkan dosen UMK keluar. Foto: (Ahmad Akbar Fua/Liputan6.com)

Rektor UMK Muhammad Nur tidak mau larut dalam tuntutan mahasiswa. Pihaknya akan segera mencari dosen pengganti yang lebih berkualitas untuk mengganti delapan dosen yang mundur.

"Kita mencari lagi, ini sesuai hasil rapat dengan Dewan Muhammadiyah Sulawesi Tenggara," ujar Muhammad Nur.

Dikatakan Muhammad Nur, pembukaan pendaftaran dosen akan dilakukan segera dalam waktu dekat, sehingga bisa mengganti dosen yang keluar.

"Kita masih pikirkan, apakah dengan mengangkat mereka sebagai dosen tetap atau berstatus pinjaman dengan diberikan fasilitas kampus," ujar Muhammad Nur.

Dikatakannya, tidak sulit mencari pengganti dosen. Meskipun, jika akan meminjam dari universitas lain, pihaknya harus mengajukan permohonan atau persyaratan administrasi.

"Kita tidak akan kesulitan cari dosen," ujarnya di depan mahasiswa.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya