Liputan6.com, Ende - Balai Taman Nasional Kelimutu (TNK) mengambil langkah menutup kawasan pariwisata tersebut. Penutupan tersebut diumumkan secara resmi di Kantor Balai TNK, Jalan Eltari, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (29/1/2018).
Dalam surat edaran yang diperoleh Liputan6.com, Balai TNK menyatakan, penutupan terjadi disebabkan cuaca ekstrem di kawasan pariwisata Kelimutu. Surat edaran tersebut dikeluarkan pada Senin, 29 Januari 2018 yang ditandatangani oleh Kepala Balai TNK, Persada Agussetia Sitepu.
Baca Juga
Advertisement
Angin kencang disertai hujan lebat mengakibatkan sejumlah pohon tumbang yang mengganggu aktivitas pariwisata di Danau Kelimutu. Alhasil, Balai TNK mengambil langkah sistem tutup buka.
Kepala Seksi Wilayah I Moni Taman Nasional Kelimutu, Benediktus Rio membenarkan kawasan wisata tersebut ditutup sementara. Saat ini, wilayah Danau Kelimutu diterjang angin kencang, kabut disertai hujan.
Beberapa Pohon Tumbang
Dengan kondisi cuaca yang ekstrem, Benediktus Rio mengharapkan para pengunjung tidak berwisata di Danau Kelimutu.
Ia menjelaskan, beberapa pohon besar tumbang pada beberapa titik. Alhasil, beberapa toilet serta selter rusak.
"Kemungkinan danau tidak bisa dilihat karena kabut tebal," katanya.
Terkait cuca ekstrem, Rio menambahkan, Balai Taman Nasional Kelimutu meminta maaf atas langkah yang diambil. Terutama, bila dianggap mengganggu aktivitas pariwisata.
"Kami akan memberikan informasi secepatnya apabila kondisi membaik," ujarnya.
Advertisement
BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrem
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sejumlah wilayah di Indonesia akan mengalami cuaca ekstrem. Kondisi tersebut akan terjadi selama enam hari ke depan.
"Analisa BMKG, ada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam seminggu ke depan. Yaitu mulai hari ini hingga 3 Februari 2018," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan pers di Kantor BMKG, Jakarta, Senin (29/1/2018), dikutip Liputan6.com.
Menurut dia, selain hujan lebat, angin dengan kecepatan tinggi juga akan menyapa sejumlah wilayah Indonesia. Angin tersebut bergerak dalam kisaran 25 hingga 35 knot.
"Potensi hujan lebat dan disertai kecepatan angin yang tinggi hingga mencapai 25 knot atau 36 km per jam hingga 35 knot atau 70 km per jam," jelas Dwikorita.
Dia mengungkapkan, penyebab utama dari potensi hujan tersebut adalah pergerakan masa udara dingin dari daratan Asia yang masih cukup aktif ditinjau dari indeks udara dingin.
Selain itu, lintasan edar Matahari juga masih berada di belahan selatan Bumi, sehingga temperaturnya relatif lebih tinggi daripada di belahan utara Bumi.
Alhasil, terjadilah tekanan udara yang rendah di Samudra Hindia atau wilayah belahan selatan Bumi yang mengakibatkan aliran udara dingin dari arah belahan utara Bumi, tepatnya di daratan Asia.
Saksikan video pilihan di bawah ini: