Gara-Gara Cat Rambut, Anjing Lucu Ini Hampir Mati

Seekor anjing bernama Violet hampir meninggal gara-gara di sekujur bulu di tubuhnya diwarnai dengan cat rambut manusia.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 29 Jan 2018, 17:30 WIB
Violet saat terkapar tak berdaya gara-gara cat rambut manusia di sekujur tubuhnya. (Foto: Pinellas County Animal Services)

Liputan6.com, Jakarta Cat rambut manusia ya ditujukan untuk manusia. Bila dipakaikan pada hewan, bisa membuatnya menderita.

Belum lama ini, seekor anjing di Florida, Amerika Serikat, hampir mati gara-gara sekujur bulunya diwarnai dengan cat rambut manusia.

Seluruh bulu Violet, begitu nama anjing tersebut, diwarnai dengan cat rambut manusia warna ungu.

Saat ditemukan Pinellas County Animal Services (PCAS), kondisinya lemah. Mata Violet bengkak, kulit terbakar serta lemas dan lesu.

Pegawai PCAS pun segera memberikan Violet cairan dan obat pereda nyeri. Tak lupa, juga menghapus cat rambut yang ada di sekujur bulu tubuhnya.

Keesokan harinya, tim PCAS memangkas seluruh bulu Violet. Betapa kagetnya mereka, ketika melihat kondisi kulit Violet. "Kondisi kulitnya lebih buruk dari yang kami duga," kata tim PCAS dalam sebuah unggahan di Facebook seperti mengutip laman Live Science, Senin (29/1/2018).

 

Saksikan juga video menarik berikut:


Bahaya cat rambut bagi hewan

Anjing Basenji Merupakan Salah Satu Ras Anjing Tertua (Sumber Foto: Flickr/Cody)

Cat rambut yang biasa manusia gunakan mengandung bahan kimia beracun bagi hewan. Karena itu, cat ini tidak boleh diaplikasikan pada anjing atau hewan berbulu lainnya.

Kandungan hidgoren peroksida dan pemutih dalam cat rambut dapat menyebabkan luka pada hewan peliharaan. Di antaranya luka bakar pada kulit. Lalu, bila terkena mata, bisa menyebabkan hewan kesayangan jadi buta.

Tak berhenti di situ, anjing yang bulu-bulunya diwarnai jika bisa mengalami keracunan. Hal ini karena anjing secara naluriah memang kerap menjilati dirinya sendiri.

"Oleh karena itu gunakan produk khusus untuk hewan peliharaan," kata tim PCAS lagi.

Setelah tiga bulan mendapatkan pengobatan, termasuk antibiotik dan perawatan luka, Violet mulai membaik. Dia bisa berjalan dan menggonggong lagi.

Hanya saja tim PCAS masih khawatir Violet bisa mengalami komplikasi lain seperti infeksi permanen atau kebutaan.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya