Liputan6.com, Jakarta - Model citycar andalan Suzuki, Ignis, menjelma menjadi salah satu jagoan PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) di Tanah Air. Bahkan, penjualan Suzuki Ignis tahun lalu mencapai 14 ribuan unit, dan tertinggi di kelasnya.
Dengan raihan penjualan tersebut, sudah saatnya Suzuki Ignis diproduksi lokal. Pasalnya, hingga saat ini model yang dibanderol mulai Rp 141,5 juta ini masih didatangkan secara completely built-up (CBU) dari India.
Baca Juga
Advertisement
Dijelaskan Donny Saputra, 4W Direktur Marketing PT SIS, jika berbicara produksi lokal, dibutuhkan investasi yang sangat besar.
"Kalau kita bicara angka itu bisa mencapai Rp 3 triliunan lebih. Nah, ada beberapa hal yang harus dipelajari, dan yang pertama bagaimana kita bisa maintenance market di Indonesia," jelas Donny kepada wartawan di Jakarta, beberapa waktu.
Ia menambahkan, jika Suzuki Indonesia bisa menjual Ignis dengan angka yang stabil, atau bahkan lebih tinggi bakal menjadi nilai lebih untuk bernegosiasi dengan prinsipal.
"Kedua, bagaimana kita bisa membentuk pasar yang ada. Dan ketiga, arah perkembangan regulasi. Jadi, masih ada beberapa hal yang masih digodok," tambahnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Selanjutnya
Sementara itu, dijelaskan Makmur, 4W Sales Director PT SIS, penjualan Suzuki Ignis di Indonesia masih belum mencukupi untuk dilakukan produksi lokal.
"BEP (Break Even Point) atau titik balik modalnya belum ketemu. Jadi, masih lebih murah CBU. Nanti kasihan konsumennya, dibandingkan kalau kita CBU," jelas Makmur di tempat yang sama.
Namun, Makmur tidak menjelaskan secara detail, berapa unit yang dibutuhkan untuk satu model bisa diproduksi secara lokal.
"Karena kalau Ignis misalkan, mobilnya kecil zig-nya juga kecil kalau mobilnya gede, zig-nya gede. Nah, itu makanya diitung lagi BEPnya berapa. Jadi tidak pernah kita bisa bilang berapa, tiga ribu unit, lima ribu unit, atau 10 ribu unit mesti kita hitung dahulu," pungkasnya.
Advertisement