Liputan6.com, Mumbai - Seorang pria dilaporkan meninggal setelah tersedot ke mesin Magnetic Resonance Imaging (MRI) di sebuah rumah sakit India.
Keluarga korban yang bernama Rajesh Maru mengklaim bahwa seorang anggota staf di Rumah Sakit Amal BYL Nair di Mumbai, India, mengatakan kepadanya bahwa mesinnya dimatikan, sebelum dia masuk ke ruangan yang berisi mesin itu, sambil membawa sebuah tangki oksigen logam.
Namun, saat masuk, pemuda berusia 32 tahun itu tersedot oleh kekuatan magnet MRI yang besar, yang membuatnya tidak punya waktu untuk melonggarkan cengkeraman jari di tangki oksigen yang ia bawa.
Dikutip dari The Independent pada Senin (29/1/2018), tangan Maru terjebak oleh silinder MRI, yang meledak, memicu kebocoran oksigen besar-besaran.
Baca Juga
Advertisement
Meski staf rumah sakit berhasil menarik tubuhnya keluar dari mesin dan membawanya ke bangsal darurat, dia meninggal dalam waktu 10 menit.
Sebuah postmortem menunjukkan bahwa dia telah meninggal karena pneumotoraks, atau paru-paru yang hancur.
"Jumlah oksigen yang berlebihan masuk ke dalam tubuhnya dan itu berbahaya. Dia sepertinya langsung meninggal karena itu, "kata seorang dokter forensik kepada surat kabar The Indian Express.
Keluarga Maru menuduh rumah sakit di Mumbai, India tersebut melakukan kelalaian. Mereka mengklaim bahwa anggota staf tersebut memberi tahu Maru bahwa boleh saja membawa tabung oksigen ke dalam ruangan MRI.
Mereka menuduh seorang anggota staf mengatakan kepadanya bahwa tidak masalah membawa silinder oksigen di dalam ruang MRI.
"Dia pergi ke sana untuk mengunjungi ibu saya yang sakit, tapi kami tidak tahu dia akan memenuhi takdir seperti itu. Kita semua shock, "kata Harish Solanki, saudara ipar Maru, kepada kantor berita India, ANI.
Dia menambahkan, "Itu semua terjadi karena kecerobohan dokter dan administrasi rumah sakit."
Dokter dan Staf Ditangkap
Polisi Mumbai telah menangkap seorang dokter dan seorang anggota staf yang diduga memberi tahu Maru bahwa boleh masuk ke ruangan tersebut, dan pihak rumah sakit mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan.
Devendra Fadnavis, menteri utama negara bagian Maharashtra, India, mengatakan bahwa keluarga tersebut akan menerima kompensasi sebesar Rs 5 lakh atau sekitar Rp 105 juta.
Advertisement