Liputan6.com, Jakarta Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo berharap kehadiran bandara baru, New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kecamatan Temon, Kulon Progo bisa mengurangi pengangguran di wilayahnya hingga 40 persen.
Pihaknya saat ini bekerja sama dengan PT Angkasa Pura I (Persero) menyiapkan warga lokal untuk pekerja di NYIA. Kebutuhan AP I untuk mengoperasikan bandara baru pada April 2019 diperkirakan mencapai 3.000 orang.
Advertisement
"Angka pengangguran kami sekitar 8.000 orang, kalau 3.000 bisa terserap, maka hampir 40 persen berkurang," kata Hasto saat ditemui di Yogyakarta, Jumat (26/1). Bukan hanya pengangguran saja, menurutnya angka kemiskinan pun juga bisa berkurang hingga 10 persen.
"Kalau kemiskinan kita ada 32.000 KK, sehingga kalau bisa terkurangi 3000, itu berarti sekitar 10 persen. Saya berharap sekali. Begitu bandara operasional, penurunan angka kemiskinan bisa sampai 10 persen," tambahnya.
Hasto mengatakan sampai saat ini pihaknya telah meluluskan sejumlah angkatan pelatihan calon petugas ground handling hingga aviation security untuk bisa ditempatkan di NYIA Kulon Progo.
"Ground handling sudah 1 angkatan, Aviation Security sudah 3 angkatan. 1 angkatan ada 26 orang. Tahun 2018 ini kami dari Pemkab mempersiapkan 72 angkatan, khusus yang terkait dengan bandara. Jadi, sekitar 1400 (calon pekerja) itu selesai tahun 2018," jelas Hasto.
Usia calon pekerja mulai dari 17 - 35 tahun, yang termasuk usia produktif. Dalam waktu dekat, Pemkab juga akan memulai pendaftaran untuk pelatihan calon pramugari. Pelatihan pramugari ini muncul dari hasil kuesioner kepada warga.
"Kami buat kuesioner, muncul (pramugari) dari hasil itu. Keren juga ada orang desa yang ingin jadi pramugari," tutur Hasto.
Angkatan perdana akan ada 26 warga Kulon Progo yang mengikuti pelatihan dan ditargetkan Juni 2018 bisa mulai bekerja jadi pramugari di maskapai Lion Air serta Sriwijaya Air.
PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) menargetkan proyek pembangunan Bandara Kulon Progo, Yogyakarta Tahap I akan jalan pada April 2019. General Manager Bandara International Adisutjipto, Agus Pandu Purnama mengatakan hingga tanggal 19 Januari 2018 pembebasan tanah sudah mencapai 98,15% dari total 587,3 hektare (ha). PT AP I sendiri mengeluarkan dana sekitar Rp 4,1 triliun untuk pembebasan lahan.
PT Angkasa Pura I (Persero) dan Pemkab Kulon Progo bekerja sama melakukan pendekatan kepada warga Kulon Progo karena masih terdapat 32 kepala keluarga yang menolak direlokasi, Hasto menjelaskan bahwa warga yang menolak berpatokan pada beberapa KK yang belum diselesaikan pembayarannya.
"Masih ada pembayaran yang dalam tahap konsinyasi, sehingga menjadi rujukan bagi 32 KK ini. Oleh sebab itu, kami mendorong agar AP I dapat menyelesaikan pembayarannya," tegas dia.
Pembangunan bandara NYIA Kulon Progo dibagi menjadi dua tahap. Pada tahap I nantinya bandara memiliki kapasitas 14 juta penumpang per tahun. Dengan landasan pacu atau runway seluas 3.250 meter persegi, terminal seluas 142.150 m2, dan juga apron sebanyak 23 parking stands. Pada pembangunan tahap I, bandara ditargetkan bisa beroperasi pada April 2019.
"April 2019 ini bandara akan operasional, tapi tidak 14 juta langsung, setidaknya yang di (bandara) existing yang sebanyak 7,2 juta itu bisa terpenuhi di tempat baru," ujarnya.
Sedangkan tahap II nantinya bandara akan mampu menampung 20 juta penumpang per tahun dengan luas runway 3.600 m2. Sementara terminal akan mencapai luas 194.428 m meter persegi serta apron yang mampu menampung 31 parking stands. Secara keseluruhan konstruksi tahap I akan selesai seluruhnya pada tahun 2031, sedangkan tahap II akan selesai seluruhnya pada 2041.
(*)