BI Targetkan Kantor Perwakilan Gorontalo Rampung Mei 2018

Bank Indonesia (BI) akan persiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk kantor perwakilan di Bank Indonesia.

oleh Aldiansyah Mochammad Fachrurrozy diperbarui 29 Jan 2018, 21:18 WIB
Kantor perwakilan BI di Gorontalo

Liputan6.com, Gorontalo - Bank Indonesia (BI) akan segera memiliki kantor perwakilan baru di Gorontalo. Hal itu seiring proses pembangunan kantor tersebut yang kemajuannya mencapai 72 persen.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo menargetkan kantor perwakilan itu bisa beroperasi pada Mei 2018.

"Kami segera buka kantor perwakilan yang baru di Gorontalo," ujar Agus usai serah terima jabatan Kepala kantor Perwakilan Bank Indonesia Gorontalo, Senin (29/1/2018).

Dengan ada kantor perwakilan baru itu, Agus menuturkan akan memungkinkan BI menjalankan tugas dan fungsi Bank Indonesia yang lengkap. Fungsi itu bukan hanya sebagai otoritas monoter namun juga dipastikan akan melayani sistem pembayaran dan peredaran rupiah yang lebih baik.

"Kami sedang persiapkan sumber daya manusianya. Supaya kegiatan kegiatan terkait dengan peredaran uang rupiah yaitu mengedarkan uang bisa dilakukan," ujar dia.

Tidak hanya itu, kegiatan transaksi pembayaran melalui sistem clearing nasional ataupun kegiatan non tunai seperti pengawasan di jasa money changer dan kegiatan tranfer dana, semua bisa dilakukan di kantor perwakilan Bank Indonesia yang baru di Gorontalo.

Agus Martowardojo juga mengatakan dari pertumbuhan ekonomi, Gorontalo senantiasa berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Dia menilai sebagai provinsi yang relatif baru terbentuk, momentum tersebut harus dipertahankan.

"Kami juga melihat, sumber pertumbuhan ekonomi di Gorontalo adalah lebih dari konsumsi. Akan tetapi juga dari sektor pertanian. Tentu ke depan diharapkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini dapat ditingkatkan," kata dia.

Dia menilai pengembangan beberapa bentuk industri yang memiliki nilai tambah serta pariwisata, bisa menjadi sektor yang membantu pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

"Beberapa sektor ekonomi ini yang kami anggap dapat membantu pertumbuhan ekonomi di Gorontalo," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Tahun Politik Tak Ganggu Sistem Keuangan Indonesia

Agus Martowardojo

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo memprediksi dinamika pada tahun politik tidak akan menganggu sistem keuangan Indonesia. Alasannya, selama 10 tahun terakhir, Indonesia telah banyak belajar tentang demokrasi dan hal itupun turut dicermati oleh BI.

Mantan Menteri Keuangan itu menilai, meskipun Indonesia setiap tahunnya memiliki agenda politik seperti pemilihan kepala daerah (pilkada), pemilihan legislatif (pileg), dan pemilihan presiden (pilpres). Namun sejauh ini kegiatan ekonomi dan keuangan Indonesia tetap terjaga.

“Kita (BI) mengikuti pada pilres yang lalu maupun pilkada. Walaupun terjadi kehangatan dari sisi politik, tapi sistem keuangan terjaga dengan baik. Dan kami menyakini ke depan hal itu juga akan terjadi “ urai Agus di Gorontalo, Senin 29 Januari 2018.

Adapun kemungkinan terjadinya gejolak sehubungan dengan dinamika politik, Agus Martowardojo menilai hal tersebut juga tidak akan mempengaruhi sistem keuangan indonesia.

Dirinya bahkan mengungkapkan, pada pekan lalu telah menyelesaikan pertemuan tiga bulan bersama dengan Menteri Keuangan, Ketua Dewan Komisioner OJK, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpan (LPS). Dalam pertemuan itu dilakukan kajian kondisi makro ekonomi dan sistem keuangan indonesia.

"Kita simpulkan, kondisi makro ekonomi dan sistem keuangan berjalan normal dan baik. Dan itu ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang paling tidak pada 2017 di kisaran 5,1 persen “ kata Agus.

Lebih jauh dia mengatakan, dari sisi inflasi dalam tiga tahun terakhir, bergerak sesuai dengan targetnya. Bahkan jika ditinjau dari komponennya, inflasi seperti gejolak harga pangan selama 14 tahun terakhir mencatat angka terendah, yaitu 0,71 persen.

"Kita juga lihat stabilitas rupiah terjaga, cadangan devisa terus meningkat, terus dana yang masuk ke Indonesia juga meningkat. Pada 2017 mencapai Rp 138 triliun atau lebih tinggi dibanding 2016 yang mencapai Rp 126 triliun," beber Agus.

Agus Martowardojo mengaku, Indonesia juga mengantongi peringkat layak investasi dari lembaga pemeringkat dunia, sehingga menunjukan investasi Indonesia dalam kondisi baik. Kondisi ekonomi yang terus membaik diharapkan menjadi peluang bagi Indonesia untuk memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya