Pantai Kotor, Menteri Susi Marahi Warga Kampung Malau Natuna

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengunjungi Natuna, Kepulauan Riau untuk melihat kesiapan SKPT.

oleh Arthur Gideon diperbarui 29 Jan 2018, 22:27 WIB
Kampung Malau Natuna (Foto: Liputan6.com/Arthur G)

Liputan6.com, Natuna - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengunjungi Natuna, Kepulauan Riau pada Senin (29/1/2018). Kunjungan ini untuk melihat kesiapan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) yang akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat ini.

Usai berkeliling di SKPT, Menteri Susi langsung bergegas berganti baju renang karena akan berkeliling ke Pulau Tiga Barat menggunakan sea rider milik Kopaska TNI AL.

Sekitar pukul 14.30 WIB, Susi naik ke kapal ditemani anaknya Nadine Pascale Kaiser Pudjiastuti, Direktur Jendral Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan Syarif Widjaja dan beberapa angota Kopaska.

Setahun lalu Susi juga pernah mengunjungi Pulau Tiga Barat tepatnya di Kampung Malau, Desa Tanjung Kumbik Utara, Kecamatan Pulau Tiga Barat. Saat itu Susi menyempatkan diri untuk berbincang dengan nelayan dan kemudian memberikan bantuan alat tangkap ikan jenis bubu.

Kali ini, Susi memastikan apakah bubu tersebut cukup bermanfaat bagi warga Kampung Malau.

Perjalanan ke Pulau Tiga Barat dari SKPT di Pulau Natuna tak lama, hanya sekitar 30 menit saja.

Sebelum merapat ke Pulau Tiga Barat, Susi dan rombongan menyempatkan waktu untuk melihat 12 kapal asing yang diduga mencuri ikan di laut Indonesia. Saat ini, ke-12 kapal tersebut masih dalam proses sidang.

Sesampainya di Pulau Tiga Barat, Susi langsung menuju warung kopi yang setahun lalu juga ia kunjungi. Sesampainya di warung yang bergaya panggung tersebut ia pun melihat ke bawah.

"Banyak sekali sampah. Kalau ini tidak dibersihkan mana mau ikan datang," kata dia kepada para nelayan yang menyambutnya.

Susi pun kemudian menanyakan kepada para nelayan bagaimana hasil tangkapan ikan. "Susah dapat ikan bu, ga ada kacamata jadi ga bisa ngeliat bubu udah ada ikan atau belum," jelas salah satu nelayan tersebut.

Susi Pudjiastuti pun akhirnya meminta kepada para nelayan untuk membuat koperasi. Dia berjanji akan memberikan bantuan berupa kapal fiber 1 unit 5 GT, kacamata renang 5 buah, GPS 1 buah dan radar 1 buah.

"Tapi dengan syarat ya pak, pantai jangan sampai ada sampah. Kalau isinya sampah semua mana mau ikan datang," pungkas Susi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 


Jokowi Bakal Resmikan SKPT di Natuna

Susi Pudjiastuti

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menyatakan bahwa Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Natuna, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, sudah siap untuk diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Susi mengunjungi SKPT tersebut pada Senin 29 Januari 2018 untuk melihat proses pembangunannya.

"Ya saya pikir sudah siap, sudah tinggal beres-beres memperbanyak nelayan, kemudian menghadap presiden menyampaikan SKPT sini siap diresmikan," jelas dia.

Wanita asal Pangandaran ini mengaku, SKPT tersebut sudah berjalan sejak Juli 2017. Berbagai sarana dan prasarana penunjang terus ditambah agar proses jual beli ikan bisa menguntungkan semua pihak, terutama nelayan.

Dalam SKPT seluas tiga hektare (ha) tersebut, kata Susi Pudjiastuti terdapat berbagai fasilitas, seperti dua dermaga untuk bersandar kapal nelayan berukuran besar dan kecil.

Disediakan juga pelelangan ikan dan dermaga untuk bersandar kapal nelayan cool storage berkapasitas 200 ton yang saat ini dikelola oleh Perum Perikanan Indonesia (perindo).

Terdapat juga koperasi yang menyediakan berbagai keperluan pelaut. Tak ketinggalan juga ada Stasiun Bahan Bakar milik Pertamina guna memasok Solar bagi kapal nelayan. Khusus untuk Tempat Pelelangan Ikan (TPI) memang belum berfungsi maksimal.

"Sekarang ini karena pembeli baru Perindo ya langsung ke Perindo. Ke depan kita akan panggil banyak, karena ini cold storage-nya baru satu, di sini ada lahan kosong, kita akan sewakan kita akan bangun yang 1.000 ton," jelas Susi Pudjiastuti

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya