Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Apalagi IHSG sudah naik signifikan.
Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menuturkan, IHSG akan cenderung tertekan dengan kisaran 6.587-6.636. Ia menilai, pergerakan IHSG secara teknikal terlihat konsolidasi dengan indikasi koreksi jangka pendek.
"IHSG indikatornya konsolidasi di level jenuh beli dengan momentum menguat terbatas pada area yang sangat tinggi. IHSG akan bergerak cenderung menekan," ujar Lanjar, dalam ulasannya, Selasa (30/1/2018).
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, Analis PT Binaartha Sekuritas menuturkan, pelaku pasar tetap mewaspadai aksi ambil untung yang akan memanfaatkan kenaikan sebelumnya. Diharapkan penurunan tipis volume beli pada perdagangan saham kemarin tidak halangi potensi IHSG untuk positif.
"IHSG akan bergerak di kisaran support 6.652-6.665 dan resistance 6.695-6.703," ujar Reza.
Untuk pilihan saham, Lanjar memilih saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT AKR Corpindo Tbk (AKRA), dan PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA).
Sedangkan Reza memilih saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).
"Saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk maintain buy selama bertahan di atas 21.800. Support di kisaran 21.700-21.775 dan resistance 21.975-22.075," kata dia.
Pada perdagangan saham kemarin, IHSG naik 20 poin ke posisi 6.680,62. Sektor tambang memimpin penguatan IHSG seiring spekulasi alami pertumbuhan laba pada 2017. Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) catatkan penguatan signifikan. Investor asing lakukan aksi jual Rp 409,69 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IHSG Menguat ke Posisi 6.680 pada Perdagangan Kemarin
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak bervariasi pada awal pekan ini. Namun, IHSG mampu berbalik ke zona hijau sehingga catatkan rekor baru.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin 29 Januari 2018, IHSG naik 20 poin atau 0,30 persen ke posisi 6.680,61. Indeks saham LQ45 stagnan di posisi 1.126,40. Sebagian besar indeks saham acuan menguat. Pada penutupan perdagangan saham Jumat 26 Januari 2018, IHSG ditutup rekor tertinggi di 6.660.
Pada awal pekan ini, IHSG sempat cetak level tertinggi 6.686,34 dan terendah 6.634,88. Ada sebanyak 224 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 147 saham melemah dan 114 saham diam di tempat.
Transaksi saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 428.142 kali. Total frekuensi perdagangan saham 12,4 miliar saham. Nilai transaksi Rp 10 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 398,86 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat di posisi Rp 13.358.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham infrastruktur turun 1,34 persen. Sektor saham tambang naik 2,56 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham pertanian mendaki 1,75 persen dan sektor saham konstruksi menanjak 1,69 persen.
Saham-saham catatkan top gainers antara lain saham BBHI naik 34,45 persen ke posisi Rp 160, saham BTON menguat 34,19 persen ke posisi Rp 157, dan saham BGTG menguat 34,12 persen ke posisi Rp 114 per saham, dan saham BTPN naik 24,90 persen ke posisi Rp 3.260 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham DWGL turun 15,89 persen ke posisi Rp 450, saham RDTX melemah 10,45 persen ke posisi Rp 6.000, dan saham AKSI tergelincir 8,47 persen ke posisi Rp 324.
Bursa saham Asia pun sebagian besar menguat kecuali indeks saham Jepang Nikkei turun 0,01 persen dan indeks saham Shanghai melemah 0,99 persen, serta indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,56 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,91 persen, indeks saham Singapura naik 0,28 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,67 persen.
Advertisement