Imbal Hasil Obligasi Naik Susutkan Harga Emas

Harga emas sudah melemah menjelang akhir pekan kemarin.

oleh Nurmayanti diperbarui 30 Jan 2018, 06:45 WIB
Pedagang menunjukan perhiasan emas di sebuah toko Kawasan Cikini, Jakarta, Kamis (3/9/2015). Harga emas milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari ini terpantau bergerak stabil di posisi Rp560 ribu per gram. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun seiring menguatnya kembali nilai tukar Dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah yang membuat investor mencairkan simpanan logam mulianya. Harga emas melemah usai mencapai kenaikan mingguan keenam dalam tujuh pekan.    

"Kami melihat emas di bawah tekanan karena kondisi global," kata Walter Pehowich, Wakil Presiden Investasi Dillon Gage Metals seperti mengutip laman Reuters, Selasa (30/1/2018).

Harga emas di pasar spot turun 0,5 persen menjadi US$ 1.342,56 per ounce. Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Februari turun US$ 11,80, atau 0,9 persen ke posisi US$ 1.340,30 per ounce.

Harga emas telah meningkat lebih dari 3 persen bulan ini, di mana sampai Desember menyentuh level tertinggi sejak Agustus 2016, di US$ 1,366.07 per ounce.

Imbal hasil obligasi AS mencapai angka tertinggi multiyears dipicu ekspektasi jika bank sentral di seluruh dunia akan mengurangi stimulus seiring membaiknya perekonomian. Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi membuat harga emas menjadi lebih murah.

"Manajer aset telah meningkatkan ekspos terhadap emas sejak awal tahun ini," kata Aahli Strategi TD Securitie, Daniel Ghali.

Harga emas sebagian besar mendapat keuntungan dari penurunan dolar ke posisi terendah dalam tiga tahunyang terjadi baru baru ini. Namun menguatnya kembali mata uang ini pada Senin setelah melemah dalam enam minggu berturut-turut membuat harga emas kembali kehilangan kemilaunya.

Kenaikan imbal hasil obligasi membantu penguatan greenback, yang dikemas dengan data AS. Namun ini tetap di jalur penurunan bulanan terbesar sejak Maret 2016.

Mata uang AS berada di bawah tekanan minggu lalu setelah Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengindikasikan bahwa dia mendukung secara luas dolar yang lemah, meskipun Presiden AS Donald Trump kemudian mengatakan dia ingin melihat greenback menguat.

Pedagang saat ini menunggu rilisnya data pekerjaan AS dan hasil dari pertemuan Federal Reserve pada  pekan ini.

Di antara logam mulia lainnya, perak turun 1,2 persen menjadi US$ 17,19 per ounce. Angka ini menguat 2,3 persen pada minggu lalu, keuntungan terbesar untuk logam mulia lainnya.    

Platinum, logam mulia berkinerja terbaik tahun ini. Sejauh ini, turun 0,2 persen ke posisi US$ 1.007,80 per ounce. Palladium turun 0,4 persen menjadi US$ 1.087,90 per ounce,mendekati level terendah dalam 2 setengah minggu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Harga Emas Melemah Sambut Akhir Pekan

Harga emas melemah menjelang akhir pekan ini. Akan tetapi, harga emas cenderung menguat selama sepekan. Pernyataan pejabat pemerintahan Donald Trump pengaruhi gerak dolar Amerika Serikat (AS) sehingga berdampak ke harga emas.

Harga emas untuk pengiriman Februari turun US$ 10,80 atau 0,8 persen ke posisi US$ 1.352,10 per ounce. Pada perdagangan Kamis, harga emas sempat turun seiring Presiden AS Donald Trump ingin melihat dolar AS menguat.

Selama sepekan, harga emas naik 1,4 persen. Penguatan harga emas memperpanjang keuntungan dalam tujuh minggu.

Harga emas naik didorong dolar AS. Pernyataan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan, dolar AS melemah baik untuk perdagangan mempengaruhi dolar AS sehingga tertekan.

Emas ditransaksikan dolar AS sering berlawanan dengan gerak dolar AS. Pergerakan dolar AS dapat membuat harga logam menjadi menarik bagi pelaku pasar memegang mata uang lainnya.

Pemerintahan Trump memiliki dua kebijakan berbeda soal dolar AS. "Pelaku pasar pun akan menebak-nebak, kebijakan mana yang sebenarnya. Akan tetapi, performa dolar AS pada tahun lalu kelihatan melemah, dan itu sebenarnya," ujar Pendiri USAGOLD, Micahel Kosares, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Sabtu (27/1/2018).

Indeks dolar AS melemah 0,6 persen ke posisi US$ 88,90 dengan harga emas cenderung stabil. Dolar AS pun cenderung melemah terhadap euro. Mata uang zona euro tersebut sudah naik hampir empat persen terhadap dolar AS sepanjang tahun ini. Bank sentral Eropa memutuskan tetap mempertahankan suku bunga.

Harga emas juga melemah usai data pertumbuhan ekonomi AS tak sesuai harapan. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) hanya 2,6 persen pada kuartal IV 2017. Angka ini di bawah perkiraan pasar sebesar tiga persen.

Harga logam lainnya juga ikuti harga emas. Harga perak turun 17,4 sen atau 1 persen ke posisi US$ 17.441 per ounce. Secara mingguan, harga perak naik 2,4 persen. Sementara itu, harga tembaga melemah 0,5 persen ke poisisi US$ 3.199 per pound. Harga platinum susut 1,3 persen ke posisi US$ 1.018 per ounce. Harga palladium melemah 1,1 persen ke posisi US$ 1.085,05 per ounce.

 

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya