Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid mengatakan, bisa saja partainya dengan Gerindra bekerja sama untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Mengingat kedua partai dalam pesta demokrasi selalu seiring seirama.
"PKS dan Gerindra kan sudah lama. Dulu 2014 kita dengan Gerindra. Sekarang di Pilkada juga dengan Gerindra. Kalau PKS dengan Gerindra, wajar-wajar saja. Apalagi, PKS dan Gerindra itu juga sudah mencapai 20 persen lebih. 20,1 persen," ucap Hidayat di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (30/1/2018).
Advertisement
Menurut dia, bukan hanya PKS dan Gerindra saja yang harus berkoalisi. PDIP pun juga harus melakukan langkah yang sama.
"Ketentuan 20 persen. Siapa yang sekarang bisa 20 persen? Enggak ada. PDIP pun enggak sampai 20 persen. PDIP enggak bisa mengatakan capresnya si A," jelas Hidayat.
Meski demikian, PKS belum memutuskan. Sebab, dari Gerindra juga belum resmi, meski nama Ketum Gerindra Prabowo Subianto mengemuka dalam Pilpres 2019. Karena itu, semuanya harus bersabar.
"Semuanya belum ada keputusan akhir. Gerindra siapa yang dimajukan. Pak Prabowo mengatakan belum ada keputusan final. Karena (kader) Gerindra menginginkan, iya. Tapi jadinya seperti apa, kita harus menunggu dan masih panjang waktunya. KPU juga belum membuka pendaftaran capres-cawapres. Perlu sabar," tutur Hidayat.
Hasil Pilkada Tentukan Pilpres
Bukan hanya Gerindra, menurut Hidayat, PKS yang sudah menyiapkan sembilan kader internal sebagai capres atau cawapres belum juga memutuskan satu nama dari mereka. Semuanya menunggu hasil Pilkada 2018 untuk dijadikan rujukan Pilpres 2019.
"Itu masih panjanglah. Karena kita pasti juga akan melihat hasil Pilkada 2018. Hasil Pilkada 2018 akan juga menentukan peta politik Pilpres, menuju Pilpres 2019," tukas Hidayat.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement