Serang dan Pukul Guru, Bocah Amerika Serikat Diborgol Polisi

Ibu dari bocah asal Amerika Serikat menangis saat anaknya digiring oleh polisi dengan keadaan kedua tangan diborgol.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 30 Jan 2018, 19:30 WIB
Ibu dari bocah asal Amerika Serikat menangis saat anaknya digiring oleh polisi dengan keadaan kedua tangan diborgol. (Facebook/Mercy Alvarez)

Liputan6.com, Florida - Seorang ibu asal Miami, Amerika Serikat, menangis ketika mengetahui anak laki-lakinya yang masih berusia tujuh tahun diborgol oleh polisi setempat.

Tindakan polisi itu dilakukan lantaran si bocah memukul gurunya saat aktivitas belajar mengajar berlangsung. Hingga akhirnya, pelaku yang masih di bawah umur digiring ke kantor polisi.

Dikutip dari laman Daily Mail, Selasa (30/1/2018), Mercy Alvarez menangis saat melihat anaknya yang bersekolah di Coral Way K-8 Center digiring oleh polisi.

"Jangan khawatir anakku," ujar Avarez sambil menyaksikan sang anak diborgol.

Pihak sekolah mengatakan bahwa anak laki-laki itu memukul gurunya berkali-kali. Sang guru yang telah dipukul berkali-kali lantas jatuh ke lantai.

Tak berhenti di situ saja, bocah Amerika Serikat yang tak disebutkan namanya itu juga menjambak gurunya. Pihak sekolah yang khawatir pelaku dapat menimbulkan kekacauan langsung memanggil polisi.

Sesuai dengan undang-undang kesehatan mental di Florida, Amerika Serikat, pihak berwenang diperbolehkan mengamankan pelaku -- meski di bawah umur.

Meski demikian, Alvarez menolak jika anaknya disebut mengalami gangguan jiwa.

Demi meyakinkan banyak pihak, sang ibu mengatakan bahwa putranya adalah anak yang baik dan sangat aktif di sekolah. Tak hanya aktif, ia juga cukup berprestasi.

Hingga saat ini belum diketahui apa alasan dan motif bocah menyerang gurunya sendiri di Amerika Serikat itu. Namun, pihak sekolah memastikan jika bocah itu tak ditangkap, tapi dipindahkan ke tempat yang jauh lebih aman.

 


Murid Pukuli Guru Sendiri

Seorang guru di kota Fukuoka, Jepang mendapat serangan dari siswanya sendiri (Capture/博多高校の生徒が教師に暴行)

Kasus serupa juga pernah terjadi di Fukuoka, Jepang. Dalam sebuah video yang tersebar di media sosial, tampak seorang guru mendapat serangan fisik dari siswanya yang masih berusia 16 tahun.

Dikutip dari laman AsiaOne, seorang guru laki-laki yang tak disebutkan namanya itu mengajar di sebuah sekolah di Kota Fukuoka, Jepang.

Sebagai pendidik, pria berusia 23 tahun itu hanya menjalankan tugasnya untuk mengajar. Kala itu, ia mendapati salah satu siswa laki-lakinya tengah bermain telepon seluler saat berada di dalam kelas.

Alhasil, sang guru mengambil telepon genggam murid tersebut dan meletakkannya di atas meja. Bukannya menyesali perbuatan, remaja itu malah marah dan maju ke depan memarahi gurunya sendiri.

Dalam rekaman video berdurasi 43 detik tersebut, tampak sang murid yang secara postur lebih tinggi dari gurunya maju ke depan dan melancarkan serangan.

Mulai dari ia menendang betis dan mengeluarkan kata-kata yang kasar. Perilaku sang murid semakin meradang, dua kali tendangan diikuti dengan pukulan kuat ke punggung dilancarkannya.

Bahkan, dengan berani, sang murid mencengkeram kerah baju sang guru. Bukannya membantu atau melerai serangan yang dilakukan temannya, siswa lain malah tertawa dan menganggap pukulan itu seperti hal yang biasa.

Video yang sudah tersebar di media sosial tersebut akhirnya mendapat kecaman dari warganet. Banyak dari mereka yang mengutuk hal tersebut.

Menurut laporan media setempat, pihak sekolah berencana akan menindak tegas perbuatan siswa tersebut. Sementara itu, pihak polisi telah menangkap pelaku kekerasan pada guru tersebut.

Hingga kini, belum ada laporan lebih lanjut akan kejadian memalukan tersebut. Yang jelas, korban mengalami beberapa luka ringan, termasuk memar.

Hukum di Jepang sendiri menjelaskan bahwa seorang guru tak boleh menyakiti siswanya dalam bentuk dan situasi apa pun. Maka dari itu, wajar rasanya jika sang guru hanya terpaku dan melanjutkan bahan ajarannya kepada siswa lain.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya