2 Tawaran Beasiswa bagi Gadis Difabel Berbakat Desain Gaun

Hanya menunjukkan beberapa desain melalu gambar foto atau video, gadis difabel itu mampu mengolaborasikannya dengan ide sendiri.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 30 Jan 2018, 17:29 WIB
Hanya menunjukkan beberapa desain melalu gambar foto atau video, gadis difabel itu mampu mengkolaborasikannya dengan ide sendiri. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Pekalongan - Bakat menggambar desain sketsa gaun pengantin dan pesta oleh Windi Setyoningsih (23), gadis difabel warga Dukuh Blendung, Desa Purworejo, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, mulai mendapatkan perhatian dari berbagai pihak.

Bentuk perhatian itu berupa penawaran beasiswa dari dua sekolah desainer ternama kepada Windi. Pertama, sekolah desainer yang ada di Kota Bandung, Jawa Barat. Kedua, sekolah desainer yang ada di Jakarta.

"Dia (Windi) sudah ada yang menawarkan beasiswa sekolah desainer. Tapi, saat ini, masih menunggu keputusan izin dari kedua orangtuanya," ucap Purwo, pendamping Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (30/1/2018).

Menurut Purwo, orangtua masih belum memutuskan karena pertimbangan detail beasiswa yang bisa didapat putrinya jika benar diambil. Apalagi, Windi merupakan gadis berkebutuhan khusus.

Ia menambahkan, dua sekolah desainer yang siap menampung bakat Windi hingga saat ini hanya sebatas penawaran secara lisan. Untuk mekanismenya seperti apa, belum ada tindak lanjut kembali. Jika sudah jelas, ia siap mendampingi Windi.

"Misalnya saat sekolah desainer jika diberikan pembelajaran harus beberapa kali diajarkan dulu. Misal yang lain satu dua kali, dia butuh sampai 10 kali baru paham apa yang diajarkan," tuturnya.

Kendati demikian, lanjutnya, bakat istimewa Windi dalam hal menggambar sketsa gaun atau busana sudah tak diragukan lagi. Hanya dengan menunjukkan beberapa desain melalui gambar foto atau video, ia mampu mengolaborasikannya dengan ide desainnya sendiri.

"Saya juga enggak tahu persis bagaimana bisa ide desain yang dibuat Windi. Dia tak banyak berbicara, di saat menggambar dia banyak diam, tapi jari jemarinya terampil memegang alat tulis membuat pola demi pola gambar gaun yang cantik," katanya.

 

 

 

 


Dapat Alat Gambar

Hanya menunjukkan beberapa desain melalu gambar foto atau video, gadis difabel itu mampu mengkolaborasikannya dengan ide sendiri. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Sementara, Windi pun mengaku senang mendapat hadiah berupa alat tulis untuk menunjang hobinya menggambar. Selain itu, juga perhatian para tetangganya yang membantu memberikan kertas gambar.

"Saya senang dapat alat tulis yang bagus. Jadi gambarnya bisa lebih bagus," ucap Windi.

Ia juga ingin menerima tawaran beasiswa sekolah desainer tersebut. Namun, saat ini, Windi masih menunggu izin orangtua dan menimbang apakah yang harus diambilnya untuk masa depan.

"Saya mau sekolah desainer. Tapi, nanti nunggu izin orangtua dulu," jelasnya.

Berdasarkan data yang ia miliki, 322 penyandang disabilitas berada di 19 kecamatan di Kabupaten Pekalongan. Kecamatan Sragi, wilayah tempat tinggal Windi, merupakan salah satu daerah yang terdapat banyak anak penyandang disabilitas.

Sebelumnya, Windi Setyoningsih (23) mengundang perhatian setelah menunjukkan bakatnya dalam bidang desain fesyen. Meskipun hidupnya serba kekurangan dan berasal dari keluarga miskin, gadis difabel itu mampu membuat karya gambar menawan berupa sketsa busana baju kebaya (gaun) ataupun baju pesta.


Kerap Diejek

Hanya menunjukkan beberapa desain melalu gambar foto atau video, gadis difabel itu mampu mengkolaborasikannya dengan ide sendiri. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Kemampuan menggambar sketsa atau desain gaun sudah dilakukan Windi sejak dirinya memutuskan keluar sekolah dasar. Saat itu, Karsidin dan Sutini, orangtua Windi yang merasa kasihan putri kesayanganya itu tertinggal secara akademik bila dipaksakan tetap sekolah.

Windi memiliki IQ rendah, sehingga dirinya sangat kesulitan mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh gurunya di kelas. Selain itu, semasa mengenyam pendidikan sekolah Windi kerap kali mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari teman-temannya.

Ejekan ataupun celaan dari teman-temanya hampir setiap hari diterima Windi. Namun, hal itu tak membuat dirinya putus asa meskipun akhirnya putus sekolah saat masih duduk di bangku kelas IV SD.

Bakat Windi dalam menggambar atau sketsa desain gaun didapat secara autodidak. Ia tak pernah mengikuti kursus menggambar, desain gaun khususnya. Hanya saja, beberapa kali Windi melihat tayangan di televisi terkait rancangan desain baju atau gaun.

Hasil karya Windi pun tak kalah dengan rancangan desainer baju papan atas di Indonesia, mulai dari gambar yang lebih detail dan tajam hingga motif yang begitu padu pada rancangan sketsa gambar gaun menghasilkan karya indah.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya