Windi, Gadis Difabel Jago Desain Gaun Dapat Tawaran 2 Beasiswa

Luar biasa, Windi Setyoningsih, gadis difabel piawai gambar rancangan busana dapat tawaran dari dua sekolah desain sekaligus.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 30 Jan 2018, 18:00 WIB
Windi Setyoningsih memamerkan sketsa busana pesta dan gaun pengantin (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Windi Setyoningsih (23), mendadak jadi perbincangan dan viral di dunia maya. Sebab, gadis penyandang disabilitas asal Pekalongan ini mempunyai bakat istimewa, yakni mendesain busana gaun pengantin dan gaun pesta.

Kini, Windi Setyoningsih yang tinggal di Dukuh Blendung, Desa Purworejo, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, mulai mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Di antaranya penawaran beasiswa dari dua sekolah desainer ternama di Kota Bandung dan Jakarta.

"Dia (Windi) sudah ada yang menawarkan beasiswa sekolah desain. Tapi saat ini masih menunggu keputusan izin dari kedua orangtuanya. Karena mereka masih bingung jika tawaran itu diterima nanti seperti apa sebab kondisi Windi juga berkebutuhan khusus," ucap Purwo pendamping Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kabupaten Pekalongan, saati ditemui Liputan6.com, Selasa (30/1/2017).

Dua sekolah desain yang siap menampung bakat Windi hingga saat ini hanya sebatas penawaran secara lisan. Untuk mekanismenya seperti apa, belum ada tindak lanjutnya.

"Kalau semua sudah jelas mekanismenya, saya siap mendampingi Windi. Karena dia butuh penanganan khusus. Misalnya saat sekolah desain jika diberikan pembelajaran harus beberapa kali diajarkan dulu. Misal yang lain satu dua kali, dia butuh sampai 10 kali baru paham apa yang diajarkan," jelasnya.

Meski membutuhkan treatment yang berbeda, bakat Windi dalam hal menggambar sketsa gaun atau busana sudah tak diragukan lagi. Hanya dengan melihat beberapa desain, ia bisa menggambar dan mengolaborasikan dengan ide desainya sendiri.

"Saya juga tidak tahu persis bagaimana ide desain yang dibuat Windi. Dia tak banyak berbicara, di saat menggambar dia banyak diam, tapi jari jemarinya terampil memegang alat tulis membuat pola demi pola gambar gaun yang cantik," jelasnya.

 


Senang Dapat Hadiah Alat Tulis untuk Gambar

Windi Setyoningsih memamerkan sketsa busana pesta dan gaun pengantin (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Terlepas dari kesempatan mendapatkan beasiswa, Windi mengaku senang mendapat hadiah berupa alat tulis untuk menunjang hobinya menggambar. Selain itu, para tetangganya yang membantu memberikan kertas gambar.

"Saya senang dapat alat tulis yang bagus. Jadi gambarnya bisa lebih bagus," ucap Windi.

Windi pun mengetahui wacana beasiswa sekolah desain yang ditawarkan padanya. Namun ia memilih sabar dan menunggu izin orangtua.

"Saya mau sekolah desain, tapi nanti nunggu izin orangtua dulu," kata dia.

Berdasarkan data dari Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), terdapat 322 penyandang disabilitas yang berada di 19 kecamatan di Kabupaten Pekalongan. Kecamatan Sragi, wilayah tempat tinggal Windi, merupakan salah satu daerah yang terdapat banyak anak penyandang disabilitas.

Seperti diberitakan sebelumnya, Windi Setyoningsih yang hidupnya serba-kekurangan dan berasal dari keluarga miskin perlu diapresiasi. Ia mampu membuat karya gambar menawan berupa sketsa busana baju kebaya (gaun) ataupun baju pesta.


IQ Rendah Bakat Luar Biasa

Windi Setyoningsih memamerkan sketsa busana pesta dan gaun pengantin (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Kemampuan menggambar sketsa atau desain gaun sudah dilakukan Windi sejak dirinya memutuskan keluar sekolah dasar. Saat itu, Karsidin dan Sutini, orangtua Windi merasa kasihan dengan putri kesayanganya yang tertinggal secara akademik jika dipaksakan tetap sekolah.

Terlebih Windi memiliki IQ rendah, sehingga sangat kesulitan mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh gurunya di kelas. Selain itu, semasa mengenyam pendidikan sekolah, Windi kerap mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari teman-temannya.

Ejekan dan celaan dari teman-temanya hampir setiap hari diterima Windi. Namun, hal itu tak membuat dirinya putus asa meski akhirnya putus sekolah saat masih duduk di bangku kelas IV SD.

Bakat windi dalam menggambar atau sketsa desain gaun muncul secara autodidak. Ia Tak pernah mengikuti kursus menggambar atau mendesain busana. Hanya saja, beberapa kali Windi melihat tayangan di televisi terkait rancangan desain baju atau gaun.

Hasil karya Windi tak kalah dengan rancangan desainer yang mengenyam pendidikan sekolah formal. Mulai dari gambar yang lebih detil dan tajam, serta motif yang begitu padu pada rancangan sketsa gambar gaun yang menghasilkan karya indah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya