Pidatonya Dianggap Menyinggung, Kapolri Kumpulkan Ormas Islam

Menurut Kadiv Humas Polri, pernyataan Kapolri Tito yang viral merupakan penggalan sambutan penandatanganan MoU dengan NU pada 2016 lalu.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 30 Jan 2018, 18:07 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberi pemaparan saat refleksi akhir Tahun 2017 di Ruang Ruppattama Mabes Polri Jakarta, Jumat (29/12). Dalam refklesi akhir tahun, Kapolri menjelaskan kinerja kepolisian selama 1 tahun. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri, Jenderal Tito Karnavian akan mengumpulkan ormas-ormas Islam. Rencana itu diungkap Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Setyo Wasisto.

"Nanti (rencananya) akan ada pertemuan dengan organisasi-organisasi Islam. Kita silaturahmi," ujar Setyo saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (30/1/2018).

Pertemuan itu diselenggarakan menyusul polemik video pidato Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Pernyataan Tito dinilai menyinggung sebagian umat Islam.

Bahkan, Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Tengku Zulkarnain membuat surat terbuka melalui akun Facebook-nya tertanggal 29 Januari 2018. Ia kecewa dengan pernyataan Tito yang tidak menganggap perjuangan umat Islam di luar ormas NU dan Muhammadiyah.

"Saya sangat kecewa dan keberatan atas pidato Kapolri yang saya nilai provokatif, tidak mendidik, tidak berkeadilan, dan rawan memicu konflik," ucap Zulkarnain kepada Liputan6.com, Selasa (30/1/2018).

Setyo Wasisto menuturkan, pernyataan Tito yang viral baru-baru ini merupakan penggalan sambutan dalam sebuah acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan NU di Kantor PBNU, pada 2016 lalu.

"(Tujuan mengumpulkan perwakilan ormas Islam) ya mau memberikan penjelasan," ucap Setyo.

 


Isi Pidato

Kapolri, Jenderal Pol Tito Karnavian memberi kata pembuka peluncuran buku 'Democratic Policing' di Jakarta, Selasa (21/11). Diharapkan buku ini menjadi pegangan para pemikir Polri dan diterapkan di lapangan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Berikut penggalan pidato Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang tersebar di media sosial dan memicu polemik:

Perintah saya melalui video conference minggu lalu, 2 minggu lalu saat Rapim Polri, semua pimpinan Polri hadir, saya sampaikan tegas menghadapi situasi saat ini, perkuat NU dan Muhammadiyah. Dukung mereka maksimal.

(suara tepuk tangan).

Semua Kapolda saya wajibkan membangun hubungan dengan NU dan Muhammadiyah tingkat provinsi. Semua kapolres wajib untuk membuat kegiatan-kegiatan untuk memperkuat para pengurus cabang di tingkat kabupaten-kota.

Para kapolsek wajib, di tingkat kecamatan, bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah. Jangan dengan yang lain.

(tepuk tangan hadirin)

Dengan yang lain itu nomor sekian. Mereka bukan pendiri negara, mau merontokan negara malah iya.

Tapi yang konsisten dari awal sampai hari ini itu adalah NU dan Muhammadiyah. Termasuk hubungan. Kami berharap hubungan NU dan Muhammadiyah juga bisa saling kompak satu sama lainnya.

Boleh beda-beda pendapat, tapi sekali lagi kalau sudah bicara NKRI, mohon, kami mohon dengan hormat, kami betul-betul titip kami juga sebagai umat muslim, harapan kami hanya kepada dua organisasi besar ini.

Selagi NU dan Muhammadiyah itu menjadi panutan semua umat Islam Indonesia, kita yakin negara kita tidak akan pecah seperti Siria, Irak, Libia, Mesir, tidak akan bergolak. Karena dua tiang ini jelas, ideologinya jelas, sangat pro-Pancasila.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya