Usai Kunjungi 5 Negara, Jokowi Buka Raker Kemendag di Istana

Indonesia memiliki komitmen untuk berperan aktif dalam percaturan politik dunia.‎

oleh Septian Deny diperbarui 31 Jan 2018, 09:39 WIB
Presiden Jokowi dan Presiden Afganistan Ashraf Ghani pada jamuan santap siang kenegaraan di Istana Presiden Arg, Senin (29/1). Kunjungan presiden Indonesia ini menjadi yang pertama setelah hampir enam dekade berlalu. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka secara resmi Rapat Kerja (Raker) Kementerian Perdagangan (Kemendag) 2018. Pembukaan raker dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta. Raker diawali dengan sambutan dari Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

Di awal sambutan, Enggartiasto menyatakan terima kasihnya atas kesediaan Presiden Jokowi membuka raker ini usai menjalani rangkaian kunjungan kerja ke lima negara.

"Terima kasih Pak Presiden berkenan untuk membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan di tengah berbagai kesibukan sekembali dari kunjungan kenegaraan kemarin," ujar dia di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Menurut dia, meski kunjungan kerja tersebut penuh dengan risiko karena adanya gangguan keamanan di sejumlah negara yang dikunjungi, seperti Afganistan, Presiden Jokowi tetap melakukan kunjungan negara tersebut‎.

"Perjalanan yang oleh sebagian orang dinilai penuh risiko, namun sangat membanggakan. Pesan Bapak Presiden dalam kunjungan-kunjungan tersebut adalah perdamaian dan bangun perekonomian ini adalah amanat yang sangat kuat dan sesuai dengan alam adalah amanat dari pembukaan Undang-Undang Dasar 1945," jelas dia.

Namun demikian, kunjungan Presiden tersebut menunjukkan Indonesia memiliki komitmen untuk berperan aktif dalam percaturan politik dunia.‎

"Menunjukkan Indonesia sebagai negara yang besar yang berperan aktif dalam percaturan politik dunia. Hal ini berdampak langsung pada sikap keterbukaan dari berbagai negara," tandas dia.


Di Tengah Teror Bom Afghanistan, Jokowi Tolak Rompi Antipeluru

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani merangkul Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat menyambut kedatangannya di tengah hujan salju, dalam kunjungan kenegaraan di Istana Presiden Arg, Kabul, Senin (29/1). (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Presiden Joko Widodo memilih tidak mengenakan rompi antipeluru saat lawatan kenegaraan ke Afghanistan pada Senin, 29 Januari 2018. Padahal, pemerintah Afghanistan sudah menyiapkan rompi antipeluru.

"Itu tadinya disiapkan pengamanan-pengamanan itu. Pas kunjungan itu dia (Presiden) enggak pakai," tutur juru bicara Presiden, Johan Budi, di kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa (30/1/2018).

Jokowi, kata Johan, ingin menunjukkan kepada dunia internasional bahwa tidak perlu takut terhadap teror dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Ia lantas mengingatkan publik ketika Jokowi meninjau lokasi pengeboman di Thamrin tahun lalu.

"Sebenarnya dilarang juga oleh pembantunya (para menteri) untuk hadir, tapi Pak Presiden ingin selalu dekat dengan rakyatnya, ingin menunjukkan bahwa kita tidak boleh takut oleh teror, demikian juga di Afghanistan," ucap Johan.

Sebelumnya, pada Senin, 29 Januari 2018, Jokowi nekat mengunjungi Afghanistan. Padahal, ibu kota negara itu baru saja diserang rentetan teror.

Beberapa hari lalu, Kabul diguncang bom mobil menggunakan ambulans. Peristiwa itu menewaskan lebih dari 100 orang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya