Jokowi Minta ITPC dan Atase Perdagangan Tak Produktif Ditutup

Jokowi mempertanyakan fungsi dan tugas dari ITPC dan Atase Perdagangan Indonesia di luar negeri selama ini.

oleh Septian Deny diperbarui 31 Jan 2018, 13:12 WIB
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Perekoniman, Darmin Nastion dan Mendag Enggartiasto Lukita memukul gong membuka secara resmi rapat kerja Kementerian Perdagangan (Kemendag) 2018 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/1). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita untuk mengevaluasi keberadaan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) dan Atase Perdagangan Indonesia di luar negeri. Sebab, jika tidak produktif dan berkontribusi terhadap peningkatan ekspor, ITPC dan Atase tersebut lebih baik ditutup.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat membuka Rapat Kerja (Raker) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tahun 2018 di Istana Negara, pagi ini.

Dalam Raker tersebut, Jokowi mempertanyakan fungsi dan tugas dari ITPC dan Atase Perdagangan Indonesia di luar negeri selama ini.

Harusnya, keberadaan kedua perwakilan Indonesia di bidang perdagangan tersebut bisa menjadi ujung tombak untuk membuka pasar ekspor yang lebih besar.

"Kita bekerja tapi sebetulnya kalau dibandingkan dan yang hasilnya harus kita harus ngomong apa adanya, IPTC dan Atase Perdagangan kita untuk apa, mestinya di situ ada market intelegen, di situ bisa melihat peluang-peluang di negara yang Bapak, Ibu dan Saudara-Saudara bertugas itu apa. Dirjen juga harus bisa melihat seperti peluangnya apa, kendala-kendala di dalam negeri ini apa yang perlu dibenahi," ujar Jokowidi Istana Negara, Rabu (31/1/2018).

Jika tidak mampu berkontribusi terhadap peningkatan ekspor Indonesia secara signifikan, Jokowi menginstruksikan agar ITPC dan Atase tersebut ditutup. Sebab, tidak sedikit uang negara yang dihabiskan untuk membiayai ITPC dan Atase di luar negeri.

"Bertahun-tahun kita miliki ITPC, apa yang dilakukan? Apa mau kita terus-teruskan. Kalau saya tidak, saya lihat tidak ada manfaat, ya saya tutup. Negara keluar biaya untuk itu, jangan lupa. Negara keluar duit yang tidak kecil, banyak. Apa yang sudah dilakukan, apa yang sudah dikerjakan. Kalah dengan negara-negara tadi saya sebut. Enggak mau saya kerja-kerja seperti ini," jelas dia.

Oleh sebab itu, Jokowi meminta Menteri Perdagangan untuk segera mengevaluasi keberadaan ITPC dan Atase Perdagangan ini. Jangan hanya sekadar menggelar rapat namun tidak memberikan hasil yan signifikan terhadap peningkatan ekspor nasional.

"Oleh sebab itu setelah pembukaan pada pagi hari ini Pak Menteri tolong secara detail dievaluasi, dikoreksi, apa yang salah, apa yang harus dilakukan. Jangan kita Raker-Raker, kita harus memunculkan suatu yang baru. Supaya kita bersaing dengan negara-negara lain," tandas dia.

 


Jokowi Buka Raker Kemendag di Istana

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka secara resmi Rapat Kerja (Raker) Kementerian Perdagangan (Kemendag) 2018. Pembukaan raker dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta. Raker diawali dengan sambutan dari Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

Di awal sambutan, Enggartiasto menyatakan terima kasihnya atas kesediaan Presiden Jokowi membuka raker ini usai menjalani rangkaian kunjungan kerja ke lima negara.

"Terima kasih Pak Presiden berkenan untuk membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan di tengah berbagai kesibukan sekembali dari kunjungan kenegaraan kemarin," ujar dia di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Menurut dia, meski kunjungan kerja tersebut penuh dengan risiko karena adanya gangguan keamanan di sejumlah negara yang dikunjungi, seperti Afganistan, Presiden Jokowi tetap melakukan kunjungan negara tersebut‎.

"Perjalanan yang oleh sebagian orang dinilai penuh risiko, namun sangat membanggakan. Pesan Bapak Presiden dalam kunjungan-kunjungan tersebut adalah perdamaian dan bangun perekonomian ini adalah amanat yang sangat kuat dan sesuai dengan alam adalah amanat dari pembukaan Undang-Undang Dasar 1945," jelas dia.

Namun demikian, kunjungan Presiden tersebut menunjukkan Indonesia memiliki komitmen untuk berperan aktif dalam percaturan politik dunia.‎

"Menunjukkan Indonesia sebagai negara yang besar yang berperan aktif dalam percaturan politik dunia. Hal ini berdampak langsung pada sikap keterbukaan dari berbagai negara," tandas dia.

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya