Liputan6.com, Surabaya - Salah seorang pentolan Bonek Mania, Dadang Kosasih, mengungkap alasan suporter menyalakan flare pada pertandingan Piala Presiden 2018. Selain sebagai luapan kegembiraan, menurut Dadang mereka juga ingin menarik perhatian manajemen Persebaya.
Seperti diketahui, Persebaya Surabaya, baru saja memecahkan rekor penonton di Piala Presiden 2018. Pada laga penutup Grup C melawan Madura United, Minggu lalu, Bajul Ijo meraup pemasukan sebesar Rp 2 Miliar dari penjualan 50 ribu tiket pertandingan.
Baca Juga
Advertisement
Namun pencapaian ini ternoda oleh tingkah laku segelintir pendukungnya atau akrab disapa Bonek. Mereka menyalakan sekitar 10 flare di sudut-sudut stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Akibat insiden ini, Persebaya pun terancam sanksi dari panitia Piala Presiden.
Dadang mengatakan, suar bukan ternyata bukan hanya luapan kegembiraan saja. Lebih dari itu, suar menurutnya juga pertanda kalau manajamen tidak mendengar aspirasi mereka.
"Sebetulnya sepakbola tanpa flare itu kurang asyik. Tapi saat laga kemarin, flare kami juga punya maksud khusus seperti pertanda penjagaan pertandingan yang belum ketat, hingga keinginan kami melihat Andik Vermansah kembali bermain untuk Persebaya," ujar Dadang.
Saksikan juga video pilihan di bawah ini:
Kritik Pengamanan
Dadang mengatakan, lewat flare mereka ingin manajemen lebih membuka telinga. Salah satunya terkait pola pengamanan pertandingan yang jauh dari kata sempurna.
"Kita mengkritik soal pengecekan barang bawaan suporter yang masih lowong. Flare bisa masuk dalam stadion, itu kan jadi pertanyaan besar untuk panpel pertandingan, kenapa ini terjadi?" katanya.
Kritikan kedua menurut Dadang, tak lain untuk mengembalikan ikon Persebaya Andik Vermansah yang hingga saat ini tidak kunjung di datangkan oleh manajemen. Sementara Bonek sudah sangat rindu melihat Andik. Bahkan setiap berakhirnya pertandingan mereka menyanyikan lagu sayang. "Salah satu penyalaan flare soal itu," tegas pria 60 tahun ini.
Advertisement