Liputan6.com, Washington, DC - Di hadapan Kongres Amerika Serikat, Presiden Donald Trump -- yang menyampaikan pidato State of the Union -- membulatkan tekad bahwa dirinya akan menghentikan sejumlah kebijakan imigrasi yang telah diterapkan di AS saat ini.
Melandasi argumentasinya, Trump menyebut bahwa kebijakan imigrasi dan sistem open border (perbatasan yang terbuka) yang diterapkan AS saat ini justru lebih banyak membawa kerugian bagi Negeri Paman Sam. Dan yang terpenting, menurut Trump, tak selaras dengan nilai-nilai fundamental 'America First'-nya.
"Selama puluhan tahun, perbatasan yang terbuka telah membuat narkoba dan kelompok-kelompok penjahat masuk dengan mudah dalam kelompok masyarakat yang rentan," kata Trump, seperti Liputan6.com kutip dari naskah resmi pidato Donald Trump yang diperoleh dari Gedung Putih (31/1/2018).
Baca Juga
Advertisement
"Sistem perbatasan terbuka ini membuat jutaan pekerja berpendapatan rendah bersaing memperebutkan lapangan kerja dan upah dengan warga Amerika yang paling miskin. Yang paling tragis, banyak yang kehilangan nyawa karena hal ini," lanjutnya.
Selanjutnya, Donald Trump menjelaskan mengenai empat pilar yang menurut klaimnya akan digunakan untuk mematangkan rencana perbaikan sistem imigrasi AS.
Seperti dikutip dari VOA News, empat pilar itu meliputi; (1) menyiapkan upaya kesempatan memiliki kewarganegaraan AS bagi 1,8 juta imigran ilegal yang dibawa oleh orang tua mereka ketika masih kanak-kanak; (2) mengamankan perbatasan untuk menjaga masyarakat.
Pada poin selanjutnya, Trump mengatakan akan (3) menghentikan mekanisme lotere visa untuk mendapatkan izin menetap bagi para imigran; dan (4) mengakhiri skema migrasi berbasis hubungan keluarga -- atau seperti yang disebut Trump, 'imigrasi berantai'.
Terkhusus pada dua poin terakhir, dalih Trump akan menghentikan kebijakan itu adalah karena ia menilai bahwa sistem itu menjadi penyebab masuknya warga yang tidak memiliki keahlian, yang akhirnya merugikan ekonomi dan masa depan AS.
"Yang paling penting, keempat pilar itu akan menghasilkan legislasi yang memenuhi janji utama saya untuk hanya menandatangani RUU yang mengedepankan America First," tambah Donald Trump.
Menuai Kritik
Di samping kritik dan kecaman dari Partai Demokrat (oposisi pemerintah), media AS juga ikut mengkriti rencana Trump untuk menghapuskan sejumlah kebijakan imigrasi.
Donald Trump mengklaim bahwa kebijakan lotere visa dan migrasi berbasis keluarga dapat memicu serangan teroris seperti di Kota New York dapat terjadi. Sang Presiden AS juga menyebut bahwa program tersebut mampu menghadirkan risiko besar yang 'tidak dapat kita bayar lagi'.
Namun, komentar Trump sangat menyesatkan dan salah, tulis CNN.
Otoritas Kota New York telah menyebut bahwa pelaku teror Kota New York, yang bernama Sayfullo Saipov dan Akayed Ullah, justru mengalami radikalisasi setelah mereka tiba dan tinggal di Amerika Serikat.
Selain itu, rencana Trump untuk menghapuskan skema imigrasi berbasis keluarga karena kekhawatiran atas 'rusaknya sistem keimigrasian AS' adalah sebuah pertimbangan yang keliru.
"Di bawah sistem yang rusak ini," kata Trump, "Seorang imigran tunggal dapat membawa kerabatnya dalam jumlah yang tak terbatas untuk tinggal di Amerika Serikat.
Namun, menurut laporan CNN, sistem imigrasi yang diterapkan AS untuk menerima imigran berdasarkan relasi keluarga -- dengan yang telah terlebih dahulu tinggal di AS -- telah cukup ketat dan penuh dengan pertimbangan.
Selain itu, jika Trump khawatir bahwa sistem itu akan membuka celah selebar-lebarnya bagi para imigran untuk masuk dan menetap ke AS, maka kekhawatiran itu salah, kata CNN.
Proses keimigrasian untuk migrasi berbasis keluarga itu sejatinya memerlukan waktu yang cukup lama dan birokrasi yang cukup ketat.
Menurut sebuah analisis Asosiasi Pengacara Imigrasi Amerika yang meninjau data dari Kementerian Keamanan Dalam Negeri dan Kementerian Luar Negeri AS, saat ini aplikasi Green Card (izin menetap dan tinggal di AS) para calon imigran berbasis keluarga yang sedang diproses oleh pemerintah merupakan berkas-berkas yang diajukan pada 6 - 13 tahun yang lalu.
Bahkan, proses dapat meningkat hingga sekitar 23 tahun, jika calon imigran berbasis keluarga itu merupakan kerabat jauh dari penduduk AS yang telah menetap sebelumnya.
Maka berarti, jika Anda mengajukan berkas pengajuan Green Card AS pada hari ini -- dengan asumsi bahwa Anda memiliki hubungan keluarga dengan seorang penduduk AS -- maka, visa yang Anda ajukan akan selesai sekitar maksimal pada 36 tahun mendatang. Dan analisis itu menunjukkan bahwa pertimbangan Trump justru keliru.
Advertisement