Orang Asing Kini Bisa Lebih Mudah Jadi Tenaga Didik Pekerja RI

Pemerintah sedang berkoordinasi untuk menghitung kebutuhan sumber daya manusia (SDM).

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 31 Jan 2018, 17:00 WIB
Ilustrasi pekerjaan Teknik Listrik (Foto: Cheatsheet.com)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah akan memberikan kemudahan bagi Warga Negara Asing (WNA) untuk menjadi instruktur pendidikan vokasi dan tenaga ahli di seluruh sektor, termasuk perdagangan online (e-commerce) di Indonesia. Kebijakan ini dilakukan karena Indonesia kekurangan tenaga ahli di sektor tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkapkan, pemerintah sedang berkoordinasi untuk menghitung kebutuhan sumber daya manusia (SDM) atau tenaga kerja Indonesia dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang di seluruh sektor ekonomi, termasuk e-commerce.

[bacajuga:Baca Juga](3242652 3243967 3243498)

"Paling tidak kita akan bicara kebutuhan talent e-commerce, instruktur pendidikan vokasi, tenaga-tenaga perawatan mesin yang agak susah didapatkan. Kita akan rapat lagi mengenai itu," kata Darmin di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Dia mengakui bahwa tenaga ahli, seperti instruktur pendidikan dari dalam negeri sangat kurang. Sehingga pemerintah memutuskan mempermudah masuknya tenaga ahli asing ke Indonesia untuk mengisi jabatan tersebut.

"Yang lokal kurang, makanya kita akan mempermudah masuknya tenaga asing dalam bidang keahlian tertentu, terutama e-commerce dan instruktur," terang mantan Gubernur Bank Indonesia (BI).

Darmin menerangkan, kemudahan bagi WNA untuk bekerja pada jabatan tertentu ini mencakup izin tinggal di Indonesia maupun perpanjangan visa.

"Kita permudah masuknya izin tinggal, perpanjangan visa mereka (WNA) karena keluhan yang banyak soal itu. Dan yang menjadi persoalan harus ada rekomendasi macam-macam tergantung bidangnya," dia menuturkan.

 


Jadi Pekerja Handal

Dengan kebijakan ini, Darmin berharap, WNA yang menjadi guru atau instruktur pendidikan vokasi dapat mendidik tenaga kerja Indonesia sehingga naik kelas menjadi tenaga kerja handal.

"Kita kembangkan yang punya kita (tenaga kerja Indonesia), jadi guru atau instruktur yang kita beri kemudahan bisa mendidik tenaga kerja kita," paparnya.

Menurut Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri, secara umum Indonesia surplus tenaga kerja di level bawah, namun defisit di level menengah atas.

"Secara umum kita ini oversuplai di level bawah, tapi di level menengah atas kurang sekali," katanya.

"Cek saja Bukalapak dan Ruangguru.com yang harus melatih sendiri untuk mendapatkan talent-talent, tapi Ruangguru.com sudah punya karyawan 300-an orang karena untuk nyari tenaga kerja terampil tidak mudah," jelas dia.

Hanif menargetkan, target Kementerian Ketenagakerjaan sebanyak 1,4 juta pekerja masuk dalam percepatan peningkatan kompetensi melalui proses pelatihan tenaga kerja yang ada di Balai Latihan Kerja, serta kerja sama dengan dunia usaha melalui program magang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya