Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno meniru strategi mantan Gubernur DKI Jakarta DKI Jakarta Joko Widodo dalam melobi. Dia mengatakan perlu mengajak lawan bicara makan terlebih dahulu sebelum berdiskusi.
Advertisement
"Seperti Pak Jokowi undang makan. Terus terang dapat ilmu itu dari Pak Jokowi dan Pak Jokowi bilang kalau sudah makan kan orang lebih tenang," kata Sandiaga di Balai Kota Jakarta, Rabu (31/1/2018).
Hal tersebut diterapkan Sandi saat menemui para sopir angkot yang berunjuk rasa pada Rabu pagi di depan Balai Kota Jakarta. Puluhan sopir mikrolet jurusan Tanah Abang menuntut agar Jalan Jati Baru kembali dibuka karena menyebabkan pendapatan mereka merosot.
"Tadi saya marah setelah datang, mau ketemu mereka belum pada datang. Saya bilang kasih makan dulu," ujar Sandi.
Setelah membaca dari media online, Sandi sadar penyebab orang marah adalah karena kekurangan glukosa.
"Karena kalau makan itu orang sudah langsung ada glukosa. Kenapa memicu orang marah, yang memicu orang marah adalah kekurangan gula," papar Sandi.
Untuk menghindari amarah 12 sopir angkot yang telah menunggunya, Sandi memutuskan untuk memberi suguhan.
Sebelum ke Balai Kota, Sandi melakukan medical check up terlebih dahulu di RS Pasar Minggu. Saat di perjalanan, Sandi berpesan agar stafnya memberi makan terlebih dahulu kepada para sopir angkot yang sudah menantinya.
"Perjalan RS Pasar Minggu saya bilang kasih makan dulu mereka. Setelah kasih makan baru kita ketemu. Datang mereka belum makan semua. Saya bilang makan dulu," jelas Sandi.
Sandi pun akan menjadwalkan pertemuan lanjutan pada Jumat 2 Februari 2018 lusa. Dia ingin pertemuan didahului makan terlebih dahulu.
"Jumat kita undang lagi di sini setelah salat Jumat. Makan-makan enak dulu," ucap Sandiaga.
Prioritas Tanah Abang
Sandi mengungkapkan, pertemuan tersebut sepakat akan mengedepankan keadilan baik bagi pedagang, pengusaha transportasi, maupun pejalan kaki. Namun, kini pihaknya perlu melihat kebutuhan yang paling mendesak terlebih dahulu.
Maka dari itu, Pemprov DKI memutuskan untuk memberhentikan bus TransJakarta Tanah Abang Explorer. Upaya itu ditempuh agar pendapatan sopir angkot bisa kembali normal meskipun merugikan masyarakat yang mulai memilih bus TransJakarta Tanah Abang Explorer.
"Tapi yang dirugikan siapa? Masyarakat karena masyarakat itu kan sudah menikmati Tanah Abang Expoler. (Penumpangnya) sudah nembus 19 ribu. Dalam mengambil kebijakan kita harus lihat mana yang urgen, mana yang prioritas," jelas Sandi.
Pertemuan tersebut juga menyetujui untuk tidak membuka Jalan Jati Baru sampai kebijakan akhir yang akan diputuskan bersama-sama.
"Kalau saya buka (Jalan Jati Baru), saya adakan Tanah Abang Expoler terus kamu penghasilannya nggak nambah dukung nggak?" tutur Sandi mengulang pertanyaan yang disampaikan kepada para sopir angkot. Namun, perwakilan sopir angkot menolak usulan tersebut.
"Itu kan bukan solusi. Solusinya adalah kalau pendapatan mereka naik," tutup Sandi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement